Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan RI Masih Lemah

24 Juni 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi berpidato dalam Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah, Istana Negara, 22 Mei 2024 Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi berpidato dalam Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah, Istana Negara, 22 Mei 2024 Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa infrastruktur kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih lemah.
ADVERTISEMENT
Mulanya, Jokowi mengungkapkan kebanggaannya atas kenaikan daya saing Indonesia yang signifikan pada tahun 2024. Berdasarkan laporan IMD atau World Competitiveness Ranking, peringkat daya saing Indonesia melompat dari posisi 34 ke 27.
"Ini penting karena dari yang sebelumnya peringkat 44, melompat ke 34, dan sekarang ke peringkat 27," kata Jokowi dalam pidatonya di sidang kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6).
Namun, di tengah prestasi tersebut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya memperhatikan kondisi global dan ekonomi nasional. "Saya ingin mengingatkan semua kementerian dan lembaga agar betul-betul mencermati kondisi-kondisi global dan kondisi ekonomi nasional kita," ucap dia.
Jokowi juga menjelaskan bahwa kenaikan daya saing Indonesia terutama disebabkan oleh peningkatan dalam bidang pemerintahan, dunia usaha, dan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
"Kita mengalami peningkatan 8 level karena UU Cipta Kerja, dan dunia bisnis kita semakin kompetitif. Ini semua berkontribusi pada kenaikan utama daya saing Indonesia," terang Jokowi.
Meski begitu, Jokowi menyadari ada beberapa kelemahan yang masih harus diperbaiki, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan.
"Dua hal yang menyebabkan kita masih dinilai lemah adalah ketersediaan infrastruktur di bidang kesehatan dan pendidikan. Kita harus mengakui bahwa kita masih dalam rangka mereformasi dan mentransformasi dunia kesehatan dan pendidikan kita," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, kesehatan dan pendidikan merupakan dua aspek penting yang harus menjadi fokus utama pemerintah ke depan. Selain itu, perhatian juga harus diberikan pada bidang sains dan teknologi.
"Kita berada di level 45 untuk sains dan level 32 untuk teknologi. Ini harus menjadi perhatian kita semua agar peringkat daya saing kita setiap tahun bisa terus diperbaiki," tandas dia.
ADVERTISEMENT