Jokowi Resmikan Smelter PT Amman di NTB, Nilai Investasi Rp 21 T

23 September 2024 11:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (23/9/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (23/9/2024). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (23/9).
ADVERTISEMENT
Smelter ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat hilirisasi industri tembaga, dengan total investasi mencapai Rp 21 triliun.
"Dan alhamdulillah hari ini kita akan meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman dengan investasi 21 triliun rupiah ini bukan uang yang kecil, ini bukan uang yang kecil," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa ekonomi Indonesia selama ini terlalu bergantung pada konsumsi domestik. Ia menekankan pentingnya pengalihan fokus ekonomi nasional dari konsumsi ke produksi, terutama melalui pengolahan sumber daya alam dalam negeri.
"Kita tahu GDP ekonomi kita 56 persen bertumpu pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah. Oleh sebab itu Saya gembira pada pagi hari ini sebagai pemilik cadangan tembaga masuk dalam 7 besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga dan kita ingin menyongsong menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga menggarisbawahi posisi strategis Indonesia sebagai salah satu pemilik cadangan tembaga terbesar di dunia.
"Sebagai pemilik cadangan tembaga masuk dalam 7 besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga," lanjutnya.
Menurutnya, dengan adanya smelter ini, Indonesia bisa mengolah tembaga sendiri, sehingga tidak lagi mengekspor bahan mentah.
"Bayangkan kalau selamanya hanya diekspor dalam bentuk konsentrat mentahan, nilai tambahnya tidak berada di kita, tapi di negara lain," tandas dia.