Jokowi Sebut Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT Jakarta

4 Juni 2024 10:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023). Foto: Agus Suparto/Istana Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023). Foto: Agus Suparto/Istana Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut biaya pembangunan proyek moda transportasi kereta cepat jauh lebih murah ketimbang MRT Jakarta.
ADVERTISEMENT
Jokowi menjelaskan Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan dana hingga Rp 1,1 triliun per kilometer (km) untuk membangun MRT. Dia mengasumsikan biaya itu membengkak menjadi Rp 2,3 triliun per km.
"Waktu MRT dibangun pertama kali di Jakarta dibangun itu Rp 1,1 triliun per km. Sekarang sudah Rp 2,3 triliun per km," kata Jokowi dalam acara Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
"Tolong tunjuk jari kota mana yang siap membangun MRT dengan APBD-nya? 1 km Rp 2,3 triliun," imbuhnya.
Ia kemudian membandingkan pembangunan MRT dan LRT Jabodebek. Jokowi menyebut pembangunan LRT Jabodebek hanya memakan dana Rp 600 miliar per km dengan gerbong buatan INKA.
Jokowi lalu menanyakan lagi kota mana yang sanggup membiayai pembangunan LRT atau MRT di kotanya. "Ada kota yang APBD-nya sanggup? Tunjuk jari, saya beri sepeda," kata Jokowi disambut tawa hadirin.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga membandingkan pembangunan MRT dengan kereta cepat. Ia mengungkapkan pembangunan kereta cepat hanya memakan dana Rp 780 miliar per km.

Opsi Baru: ART

Menurutnya, ada opsi baru lagi bernama Autonomous Rapid Transit (ART). Moda transportasi ini tidak menggunakan rel, melainkan magnet.
"Ada barang baru yang namanya ART, Autonomous Rapid Transit. Tidak pakai rel, tapi pakai magnet. Bisa 3 gerbong, 2 gerbong, atau 1 gerbong," kata Jokowi.
"Nah, ini jauh lebih murah. Nanti kalau ada APBD punya kemampuan, tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan. Bisa bagi-bagi APBD 50 persen dan APBN 50 persen," imbuhnya.