Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jokowi Singgung Saham Gorengan, BEI Diminta Turunkan Batas ARB hingga 10 Persen
26 Februari 2023 20:29 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pasar keuangan dunia sempat dihebohkan dengan saham gorengan yang dilakukan oleh konglomerat oleh India, Gautam Adani. Presiden Jokowi juga turut menyinggung soal saham gorengan agar tidak terjadi seperti di India.
ADVERTISEMENT
Indonesia Value Investor Rivan Kurniawan menyarankan agar Bursa Efek Indonesia (BEI ) menurunkan auto reject bawah (ARB) menjadi 10-20 persen. Nilai ARB ini pernah ditetapkan sebelum pandemi COVID-19.
"Karena sudut pandang investor ingin harga saham yang murah. ARB bisa sampai 10-20 persen lebih fair (adil). Jadi jangan dibatasi," ujar Rivan dalam BCA Expoversary 2023 di ICE BSD, Minggu (26/2).
Rivan juga mengamati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sulit untuk kembali ke posisi 7.000. Meski demikian, IHSG relatif lebih murah secara valuasi dibanding negara lain.
"Gap antara BI rate dan Fed rate 1 persen. Investor institusi sementara keluar dulu dan tidak berlangsung lama," katanya.
Sementara itu, Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas melihat penyebab saham gorengan beredar adalah likuditas pasar modal Indonesia yang masih kecil dibanding negara lain. Oleh karena itu, investor sebaiknya membeli saham di perusahaan yag besar.
ADVERTISEMENT
"Likuiditas pasar kita average Rp 7 triliun, setengah dari waktu COVID-19 sebesar Rp 15 triliun," imbuh Andre.
Andre mencermati investor lebih sering trading saat pandemi COVID-19, namun berkurang signifikan saat investor beraktivitas ke kantor. Ia menyarankan BEI selalu memberi edukasi finansial.