Jokowi Singgung Saham Gorengan, BEI Yakin Papan Pemantauan Khusus Jadi Solusi

7 Februari 2023 10:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna pada IPO PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) di Gedung BEI, Selasa (7/2/2023). Foto: Dok. BEI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna pada IPO PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) di Gedung BEI, Selasa (7/2/2023). Foto: Dok. BEI
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir saham gorengan yang kerap merugikan para investor. Hal ini terbukti dari kasus Adani Group di India yang kehilangan hingga Rp 1.800 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saham gorengan yang dimaksud adalah saham yang pergerakan yang tidak diikuti fundamental. Papan pemantauan khusus dapat memantau pergerakan saham yang tidak ditopang dengan fundamental yang solid.
"Itu yang kita harapkan dapat memantau pergerakan transaksi yang tidak didukung fundamental," ujar Nyoman saat ditemui di Gedung BEI, Selasa (7/2).
Nyoman menyebut, BEI sudah menjalankan beberapa inisiatif seperti notasi khusus. Bursa juga menggunakan kode khusus setelah kode saham untuk mengingatkan investor kondisi yang dialami perusahaan. Selain itu, saham-saham dalam pemantauan khusus menjadi perhatian khusus untuk para investor.
"Immediate action adalah tindakan yang dilakukan Bursa di periode perdagangan yang sedang berlangsung. Kita hadir di periode ini untuk memastikan pasar yang telah terwajar dan efisien," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Jokowi mengatakan tak ingin kasus Gautam Adani dengan aksi menggoreng saham itu terulang di pasar modal Indonesia. Berkaca pada India, ia menyebut kasus mikro bisa berdampak besar terhadap perekonomian negara.
“1 perusahaan Adani kehilangan USD 120 miliar, hilang. Langsung dirupiahkan Rp 1.800 triliun. Hati-hati mengenai ini, pengawasan, pengawasan, pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan Rp 1.800 triliun,” imbuh Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (6/2).
Akibat kejadian ini, kekayaan Adani menyusut USD 64,7 miliar dalam 10 hari. Bursa saham India pun langsung bergejolak. Boncosnya Rp 1.800 triliun aset Adani Group bikin seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) India hilang. Kondisi ini menyebabkan mata uang Rupee jatuh.
ADVERTISEMENT
“Hati-hati mengenai ini, padahal kondisi makronya bagus. Sehingga dilihat betul mana yang suka menggoreng. Kalau goreng-goreng (saham) pas dapet, ya, enak tapi kalau kepeleset seperti tadi saya sampaikan Adani di India,” jelasnya.