Jokowi Tinjau Pemasangan 80 Pompa di Bantaeng, Antisipasi Kekeringan Panjang

5 Juli 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan ke Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jumat, 5 Juli 2024. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan ke Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jumat, 5 Juli 2024. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meninjau pemasangan 80 pompa air yang diberikan Kementerian Pertanian di Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Sebanyak 80 pompa itu diberikan dari kebutuhan 150 pompa.
ADVERTISEMENT
"Ini akan meningkatkan produktivitas. Petani tadi menyampaikan di sini hanya panen sekali. Padahal tanahnya subur, karena airnya enggak ada," kata Jokowi dalam keterangannya, Jumat (5/7).
Jokowi berharap dengan pemasangan pompa, maka panen di Desa Layoa dapat meningkat.
"Sehingga dengan pompa ini, ini sudah nanam yang kedua. Kita harapkan nanti bisa masuk ke penanaman yang ketiga. Artinya dari satu [kali panen] minimal kedua. Kalau bisa ketiga," ungkapnya.
Menurutnya, pemberian pompa air akan meningkatkan produktivitas beras secara nasional. "Arahnya ke sana dan juga untuk mengantisipasi kekeringan panjang yang terjadi di semua negara," tuturnya.
Saat ditanya apakah optimis dapat swasembada pangan, Jokowi mengatakan untuk mencapai itu membutuhkan proses yang panjang.
"Swasembada pangan itu tidak hanya kadang udah baik, turun lagi karena iklim yang enggak menentu. Dulu, kan, sudah swasembada pangan. Kemudian turun lagi karena ada El Nino, La Nina, saya kira iklim sangat mempengaruhi produktivitas di semua negara dan dalam 2 tahun ini negara-negara yang biasanya produksinya berlebih itu pun juga mengalami penurunan yang tajam," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi tidak menutup kemungkinan hasil panen di Desa Layoa bisa dikirim ke Ibu Kota Nusantara (IKN) selama ada permintaan.
"Tentu saja kalau ada kelebihan produksi beras di sini bisa dikirim ke IKN. Ada kelebihan produksi sayur di sini bisa ditarik ke IKN. Ada bawang merah tadi yang juga harganya baik, sangat baik, 30 ribu bisa ditarik ke IKN," tuturnya.
"Saya kira IKN akan menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru dan kita ingin juga menjadi terjadi transformasi ekonomi terutama yang berkaitan dengan ekonomi hijau," pungkasnya.