KCI Butuh Rp 9 T Pengadaan dan Peremajaan KRL, dari Mana Uangnya?

6 Februari 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang turun dari gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Jakarta Kota, Jakarta, Senin (24/4/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang turun dari gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline Jabodetabek di Stasiun KA Jakarta Kota, Jakarta, Senin (24/4/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengakui butuh anggaran Rp 9 triliun untuk total pengadaan baik itu dari produksi PT INKA (Persero) dan impor, maupun peremajaan (retrofit) Kereta Rel Listrik (KRL).
ADVERTISEMENT
VP Corporate Secretary KCI, Anne Purba, menyebutkan saat ini pengadaan KRL yang sudah berkontrak atau bekerja sama senilai Rp 6,84 triliun, antara lain pengadaan 16 KRL baru oleh PT INKA dengan total investasi sebesar Rp 3,83 triliun.
Kemudian, pengadaan 19 rangkaian KRL retrofit oleh PT INKA dengan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun, serta pengadaan 3 KRL baru diimpor dari CRRC Sifang, China, dengan total investasi Rp 783 miliar.
Adapun KCI bersama CRRC Sifang Co., Ltd. baru saja melakukan penandatanganan kontrak kerja sama pengadaan sarana KRL baru tipe KCI-SFC120-V pada 31 Januari 2024 di Beijing, China.
Anne mengungkapkan, ada kemungkinan tambahan pengadaan 8 KRL baru sehingga total pendanaan yang dibutuhkan KCI sebesar Rp 9 triliun. Meskipun begitu, dia tidak membeberkan asal pengadaannya.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, Selasa (6/2/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Jadi yang kita butuhkan sampai nanti ada 8 kereta baru itu ya, itu bisa sampai lebih dari Rp 9 triliun kalau dengan currency (nilai tukar) sekarang ya, kan ini akan berubah terus," ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (6/2).
ADVERTISEMENT
Adapun seluruh pembiayaan pengadaan KRL itu yakni pinjaman KAI Commuter Rp 3,5 triliun, Shareholder Loan dari PT KAI (Persero) kurang lebih Rp 800 miliar, dan Penyertaan Modal Negara (PMN) sekitar Rp 5-5,5 triliun.
Anne menyebutkan, pengadaan 8 KRL baru ini masih dalam persiapan dengan melihat kapasitas produksi PT INKA (Persero). Kemungkinan pendanaannya akan dimasukkan dalam alokasi PMN.
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah ketika ada aturan kita sudah tidak boleh impor kereta bukan baru, tapi kalau baru diizinkan oleh pemerintah, tapi kami dibantu dari sisi PMN," ujar Anne.
"Karena memang dari sisi keuangan kami (KCI) butuh dibantu, karena pengadaan KRL dari INKA yang sudah ditandatangani 16 tadi juga kami dibantu KAI shareholder loan-nya sebesar Rp 800 miliar," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Anne menjelaskan, tahapan persiapan pengadaan 8 KRL baru ini juga melihat proses retrofit yang dilakukan oleh INKA. KCI akan mengawasi dan memitigasi masalah keterlambatan sehingga pihaknya memulai rencana pengadaan tersebut.
"Kita akan update berikutnya, karena kan tadi kapasitas produksinya (INKA) juga kami harus cek, nanti delivery time-nya seperti apa, karena saat ini volume penumpang kami juga sudah menuju 1 juta lagi sehingga time delivery itu adalah salah satu hal yang harus kami awasi saat ini," pungkasnya.