Kemenkeu: RI Jadi Pelopor Penerbitan Green Sukuk di Dunia

24 September 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto mengatakan, Indonesia menjadi pelopor Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hijau atau green sukuk di dunia. Adapun Indonesia menerbitkan green sukuk pertama di dunia pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
"Indonesia adalah negara yang pertama kali memiliki global sovereign sukuk, di Islamic format bond hijau. Itu kita menunjukkan pertama kali di 2018," ujar Suminto dalam kumparan Green Initiative di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9).
Menurut Suminto, hal tersebut menjadi salah satu komitmen pemerintah untuk memerangi perubahan iklim. Pada 2018, Indonesia berhasil memperoleh USD 1,25 miliar dari hasil penerbitan green sukuk. Nilai ini didistribusikan ke proyek-proyek ramah lingkungan sesuai kerangka hijau (green framework) Indonesia.
Selanjutnya, pemerintah juga menerbitkan green sukuk ritel yang bisa dibeli oleh para investor mulai dari Rp 1 juta. Suminto bilang, pemerintah mengeluarkan instrumen pembiayaan untuk mendukung transisi energi.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto (kiri) bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad, dan Direktur Utama BRI Sunarso (kanan). Foto: kumparan
Tahun lalu, pemerintah menerbitkan blue bond, yakni instrumen pembiayaan untuk mendanai konservasi dan sumber daya laut dan pesisir berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
"Kementerian Keuangan masih memiliki beberapa BUMN yang secara pembinaan ada di Kementerian Keuangan juga di transfer ke Kementerian BUMN, misalnya PT SMI, kita tugaskan untuk mengelola what so called SDG Indonesia One. Ini adalah satu program untuk mengembangkan blended financing," jelasnya.
Selama 2018-2024, pemerintah menerbitkan global sukuk sebesar USD 6,5 miliar, sukuk ritel domestik Rp 35,8 triliun; dan green sukuk wholesale senilai Rp 29 triliun.
Pada 2023, ada pula berupa blue bonds yang perolehan dananya sebesar 20,7 miliar yen Jepang. Sementara pada 2024 dana yang berhasil diraup ialah sebesar 25 miliar yen dari penerbitan blue bonds.