Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kementerian ESDM Jelaskan Alasan Kuota LPG 3 Kg Tahun Ini Jebol
12 Desember 2024 13:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan pada dasarnya kuota yang ditetapkan dalam APBN tahun ini, yakni sebesar 8,03 juta metrik ton (MT), di bawah usulan yang diajukan pemerintah.
Dadan mengatakan, saat pembahasan di awal tahun, pemerintah mengusulkan kuota penyaluran LPG 3 kg sebesar 8,3 juta MT, namun DPR menyetujuinya menjadi 8,03 juta MT.
"Sebetulnya ya, dulu itu pada saat pembahasan awal tahun, kita ini mengusulkannya itu 8,3 juta. Tapi kan DPR-nya jadinya 8,03," ungkap Dadan usai acara BPH Migas Awards 2024, Kamis (12/12).
Padahal, kata Dadan, realisasi penyaluran LPG 3 kg sepanjang tahun 2023 saja sebesar 8,04 juta MT, alias tidak jauh berbeda dari kuota tahun ini. Dengan begitu, pemerintah memprediksi realisasi penyaluran LPG 3 kg di akhir tahun mencapai 3 persen di atas kuota.
ADVERTISEMENT
"Padahal pada saat itu kita realisasi 2023 itu 8,04. Jadi sekarang tuh prognosa kita itu 3 persen," jelas Dadan.
Kendati begitu, dia menegaskan bahwa over kuota yang terjadi di tahun ini masih lebih rendah dari pertumbuhan konsumsi LPG 3 kg setiap tahunnya, yakni 4,5 persen.
"Tapi angka 3 persen ini masih lebih rendah dari pertumbuhan yang terjadi selama ini, artinya pertumbuhan LPG itu di angka 4,5 persen. Sekarang kita berhasil menurunkan artinya itu menjadi semakin dekat sasaran," pungkas Dadan.
Sebelumnya, Kuota LPG 3 kg dilaporkan telah melampaui batas yang ditetapkan dalam anggaran tahun ini. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, mengungkapkan volume konsumsi LPG subsidi sudah 1,9 persen di atas pagu yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
"Untuk LPG subsidi, Pertamina mengatakan kuotanya sudah terlampaui. Memang kita lihat di sini volumenya sudah di atas 1,9 persen di atas pagu atau kuotanya," kata Isa dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu (11/12).
Meski demikian, pemerintah memastikan anggaran subsidi energi masih memiliki ruang yang cukup fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan tambahan tersebut.
"Secara keseluruhan pagu untuk subsidi kita cukup fleksibel. Untuk subsidi energi cukup fleksibel antara LPG, BBM, listrik, dan kita melihat sejauh ini masih ada ruang untuk kita bermain dalam pagu itu," jelasnya.
Isa juga menegaskan, pemerintah akan terus memantau perkembangan konsumsi energi. Terutama menjelang akhir tahun yang biasanya mengalami peningkatan karena perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).