Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kepala Bappenas Beberkan Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi Tak Tercapai
12 November 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas ), Rachmat Pambudy, membeberkan target pertumbuhan ekonomi yang dibidik Presiden Joko Widodo selama menjabat di era keduanya, tidak tercapai.
ADVERTISEMENT
Hal ini diutarakan Rachmat saat menjelaskan evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI.
Dalam Raker ini, Rachmat membeberkan baseline 2019, capaian 2023, target RPJMN 2020-2024 dan target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024.
“Pertumbuhan ekonomi dari baseline 2019 itu 5,02, capaian 2023 5,05, RPJMN targetnya 6,2 sampai 6,5 (persen) dan dengan RKP 5,3 dengan 5,7 (persen) dan capaian yang diperkirakan ini tidak tercapai,” kata Rachmad dalam Raker dengan Komisi XI DPR RI, di Kantor DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (12/11).
Adapun indikator pertumbuhan ekonomi yang disusun dalam RPJMN 2020-2024 dan target RKP 2024 tersebut, tidak tercapai lantaran posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2024 hanya capai angka 4,95 persen secara tahunan (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
Realisasi pertumbuhan ekonomi secara tahunan tersebut juga lebih rendah dibandingkan kuartal II 2024 yang mencapai 5,05 persen (yoy) dan lebih tinggi jika dibandingkan kuartal III 2023 yang berada di level 4,94 persen (yoy).
Target Investasi juga Tak Tercapai
Selain indikator pertumbuhan ekonomi, ada 13 indikator pembangunan lain yang diperkirakan tidak akan tercapai sesuai RKP 2024, meliputi pertumbuhan investasi, share industri pengolahan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Lalu tingkat kemiskinan, rasio gini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), ketersediaan beras, porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi, dan prevalensi stunting pada balita.
Kemudian ada dua indikator pembangunan yang tercapai, yaitu Nilai Tukar Petani (NTP) dan penurunan emisi gas rumah kaca. Kemudian tiga lainnya diproyeksikan akan tercapai yaitu skor pola pangan, harapan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dan angka kematian ibu.
ADVERTISEMENT