Kerugian KFC Indonesia (FAST) Bengkak Jadi Rp 348,83 Miliar di Semester I 2024

31 Juli 2024 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi gerai KFC. Foto: Arif Prabawa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gerai KFC. Foto: Arif Prabawa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perusahaan restoran siap saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menderita kerugian yang semakin dalam sepanjang semester I 2024. Perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 348,83 miliar atau melonjak 6.168,2 persen secara tahunan dari rugi semester I 2023 yang sebesar Rp 5,56 miliar.
ADVERTISEMENT
Kerugian mendalam perseroan ini seiring dengan menurunnya pendapatan sepanjang kuartal II 2024 sebesar Rp 2,48 triliun atau turun dibanding periode sama pada tahun 2023 yang sebesar Rp 3,1 triliun.
Jika dirinci, pendapatan KFC Indonesia berasal dari makanan dan minuman Rp 2,46 triliun di semester I 2024, turun dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 3,1 triliun.
Kemudian pos komisi dan penjualan konsinyasi juga turun menjadi Rp 10,45 miliar. Perusahaan memperoleh penerimaan pendapatan komisi atas penjualan konsinyasi CD dari PT Jagonya Musik dan Sport Indonesia.
Serta, pendapatan dari jasa layanan antar tercatat sebesar Rp 956,79 juta. Dari pendapatan tersebut terdapat potongan penjualan Rp 186,27 juta.
“Selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 dan 2023, tidak ada pendapatan dari pelanggan secara individual yang melebihi 10 persen dari total pendapatan,” kata manajemen dikutip dari laporan keuangan, Rabu (31/7).
ADVERTISEMENT
Rugi yang membengkak juga dipengaruhi oleh beban operasi lain yang naik signifikan dari Rp 10 miliar di semester I 2023 menjadi Rp 22,07 miliar di semester I 2024. Kemudian beban pengadilan operasi lain juga turun menjadi Rp 23,62 miliar di enam bulan pertama tahun ini, dari Rp 31,62 miliar.
Tercatat Kas (uang tunai) dan setara kas perusahaan juga mengalami penurunan sepanjang kuartal II 2024 menjadi Rp 162,8 miliar dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp 208,8 miliar.
Jumlah liabilitas atau beban utang yang harus dibayar perseroan mengalami kenaikan sepanjang kuartal II 2024 menjadi Rp 3,5 triliun dibanding periode sama pada tahun sebelumnya Rp 3,1 triliun.
Sementara itu jumlah ekuitas perusahaan turut mengalami penurunan sepanjang kuartal II 2024 menjadi Rp 467 miliar atau menyusut dibanding periode sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 723 miliar.
ADVERTISEMENT