Ketua OJK: Total Pinjaman BUMN Karya ke Bank Tembus Rp 46,21 T

1 Agustus 2023 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan total kredit atau pinjaman BUMN karya ke seluruh perbankan mencapai Rp 46,21 triliun.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyusul banyak perusahaan pelat merah di bidang konstruksi terlilit utang hingga membuat bank melakukan mitigasi risiko dengan menghentikan kredit ke BUMN Karya, salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (Persero).
"Pinjaman bank-bank kepada BUMN karya, menurut catatan yang kami miliki secara total kredit seluruh bank kepada BUMN karya adalah sebesar Rp 46,21 triliun," ungkap Mahendra saat Konferensi Pers KSSK III 2023, Selasa (1/8).
Meski demikian, Mahendra tidak membeberkan total kredit masing-masing BUMN Karya. Dia juga mengatakan, segala kebijakan tentang kredit tersebut adalah tergantung setiap perbankan.
"Mengenai itu jelas adalah suatu putusan yang dilakukan masing-masing bank terhadap masing-masing pinjaman yang diberikan kepada debiturnya jadi tidak bisa digeneralisir," tegasnya.
Mahendra menegaskan, pihak OJK tidak bisa mengintervensi kebijakan kredit bank kepada BUMN karya. "Sehingga kalau kondisi di masing-masing pinjaman bank akan berbeda-beda. Ini tidak menyampaikan laporan secara menyeluruh terhadap hal ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) beserta anak-anak usahanya dikabarkan telah menghentikan penyaluran kredit ke pegawai PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Menkeu Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo (tengah) menghadiri Konpers KSSK di Kantor OJK, Selasa (1/8). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Merespons hal tersebut, VP Corporate Communication Bank Mandiri, Ricky Andriano, mengatakan bahwa pihaknya menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) sesuai best practice manajemen risiko yang berlaku di industri perbankan. Ia pun memastikan perseroan akan terus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit ke nasabah.
"Sebagai bagian dari praktik prudential banking, kami pastikan kehatian-hatian dalam penyaluran kredit agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan dana nasabah," ujar Ricky kepada kumparan, Jumat (28/7).