Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Komisi VII DPR Terima Usulan Pengusaha Pertashop Jual Pertalite Harga Nonsubsidi
10 Juli 2023 16:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pertashop saat ini hanya diizinkan menjual Pertamax dan Dexlite. Sementara itu, semakin marak bermunculan para pengecer atau Pertamini yang menjual BBM bersubsidi secara ilegal terutama Pertalite.
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Dony Maryadi Oekon, mengatakan usulan Pertashop bisa menjual Pertalite otomatis dapat mematikan bisnis Pertamini meski secara perlahan, sebab masyarakat bisa beralih membeli BBM ke penyalur resmi.
"Ini masukan kepada kami, Insyaallah nanti kita bisa kasih alternatif. Sebenarnya dengan konsep itu jujur akhirnya secara tidak langsung mematikan pengecer dan Pertamini," ujarnya saat audiensi pengusaha Pertashop dengan Komisi VII DPR, Senin (10/7).
Usulan tersebut pun dicantumkan sebagai salah satu kesimpulan audiensi, yakni Komisi VII DPR dapat memahami usulan DPP Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah-DIY dan DPP Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia agar diizinkan untuk menjual BBM RON 90 nonsubsidi dengan harga Rp 11.200-11.400 per liter.
ADVERTISEMENT
Dalam audiensi tersebut, Ketua Bidang Hukum Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan DIY, I Nyoman Adi Feri, mengaku bisnis Pertashop sudah sekarat karena hanya menjual Pertamax dan Dexlite dengan keuntungan atau margin Rp 800 per liter.
Hal ini disebabkan disparitas harga Pertamax dan Pertalite. BBM subsidi tersebut dipatok di Rp 10 ribu per liter, sementara harga Pertamax terus berfluktuasi. Per Juli 2023, harganya mencapai Rp 12.400 per liter.
"Pertashop saat ini itu seperti manusia saat ini berada di posisi ICU, sudah sekarat sudah mau mati," tegasnya.
Nyoman mengakui para pengusaha Pertashop sudah tidak mampu meneruskan penjualan Pertamax dengan fluktuasi harga dan untung Rp 800, sementara masih harus bersaing dengan pengecer yang menjual Pertalite.
ADVERTISEMENT
"Pertamax kita tidak bisa jual karena perang dengan (pengecer) ilegal sudah tidak mampu, kita jual disuruh jual Pertamax yang di SPBU Pertamax itu tidak laku, sekarang kita suruh jual," ungkapnya.
Untuk bisa keluar dari jeratan kebangkrutan dan bersaing dengan pengecer, dia pun mengusulkan agar Pertashop dapat menjual Pertalite, namun harganya mengikuti BBM nonsubsidi kadar oktan (RON) 90 setara Pertalite, seperti produk SPBU Vivo Revvo 90.
Saat ini, Revvo 90 dibanderol Rp 11.200 per liter. Menurut Nyoman, jika Pertashop bisa menjual Pertalite meski harganya lebih mahal, para pengecer ilegal dan Pertamini dapat mati secara perlahan-lahan.
"Kalau kita jual Pertalite nonsubsidi dengan harga Vivo Rp 11.200 atau kita tambah Rp 200 menjadi Rp 11.400, saya yakin pengecer ilegal Pertamini kalah dengan kita, karena kita jual di masyarakat Rp 11.400 dengan margin tetap Rp 800," jelas Nyoman.
ADVERTISEMENT