Konsumsi BBM Turun, Pertamina Tingkatkan Produksi Petrokimia di Kilang

21 November 2023 19:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kilang Pertamina. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Kilang Pertamina. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) berencana meningkatkan kapasitas produksi produk petrokimia di seluruh kilang-kilang milik perseroan untuk mengantisipasi penurunan konsumsi BBM di era transisi energi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menuturkan selain proyek RDMP Balikpapan dan GRR Tuban, perseroan juga akan meningkatkan kualitas produk kilang Plaju, Dumai, dan Cilacap yang akan dikonversi menjadi green refinery.
"Petrochemical kita akan ditingkatkan kapasitasnya, karena nantinya demand BBM kita prediksi akan turun sehingga produk petrochemical akan meningkat 4 kali lipat," jelasnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Selasa (21/11).
Hal ini, kata Nicke, untuk menjawab pertanyaan bagaimana nasib kilang Pertamina selama transisi energi berlangsung. Selain green refinery, konsep lain yang akan diusung adalah hilirisasi gas.
"Gas ini reserve-nya cukup besar maka potensinya adalah meningkatkan hilirisasi gas. Kita harus eksplor lebih lanjut produk turunan oil and gas," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menuturkan saat ini kapasitas produk petrochemical di kilang Pertamina sebagai produk sampingan yaitu 1.900 metrik ton (MT) per tahun.
"Kapasitas petrochemical yang saat ini dihasilkan dari kilang-kilang kita sebagai side produk sebesar 1.900 MT akan menjadi 7500 MT per annum," jelasnya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan paparannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Taufik melanjutkan, rencana peningkatan produksi petrochemical Pertamina sedang berproses saat ini yaitu Polipropilena Balongan akan ditambah menjadi 300 ribu per tahun, Revamping and Olefin, Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), dan GRR Tuban.
Kemudian, lanjut Taufik, proyek diversifikasi green refinery yang saat ini berada di Green Refinery Cilacap untuk produk Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) 3.000 barel per hari, Sustainable Aviation Fuel (SAF) 2,4 persen dengan jumlah 9.000 barel per hari.
ADVERTISEMENT
"Ke depannya kita akan meng-convert beberapa kilang yang sudah ada di Plaju, mungkin sebagian akan kita gunakan untuk Green Refinery Cilacap untuk fase 2 sehingga kita ada fleksibilitas untuk multiple feed stock, tidak hanya dari crude palm oil base tapi untuk use cooking oil," tutur Taufik.
Taufik melanjutkan, rencana Pertamina untuk program hilirisasi gas sudah dimulai melalui low carbon business yaitu dengan blue amonia, melalui penandatanganan MoU dengan BP di Bintuni sebesar 800 ribu ton per tahun dan bioetanol di Bojonegoro.
Terakhir, program konservasi energi yakni efisiensi kilang-kilang yang awalnya menggunakan refining fuel oil untuk pembangkitan listrik di kilang, menjadi menggunakan listrik dari PLN dan gas eksternal dari hulu.
"Tentunya pipanisasi di Balikpapan ada pipa Senipah-Balikpapan untuk Kilang Balikpapan setelah RDMP selesai nanti. Tujuannya target dekarbonisasi di kilang eksisting sampe pengurangan 4,6 juta ton CO2 atau setara 32 persen di tahun 2030," pungkas Taufik.
ADVERTISEMENT