Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI ) atau Indonesia Eximbank mengucurkan pendanaan sebesar Rp 207 miliar ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI. Pendanaan sebesar itu diberikan, untuk membiayai ekspor pesawat terbang CN235-220 versi militer ke Nepal.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif LPEI, Sinthya Roesly, menyampaikan bahwa kinerja ekspor industri nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan. Peran LPEI yaitu memberi stimulus industri strategis Indonesia melakukan ekspor. Salah satunya ekspor pesawat yang dilakukan PTDI ini.
Pembiayaan ekspor pesawat PTDI oleh LPEI ini, menggunakan skema National Interest Account (NIA) atau penugasan khusus ekspor. Kontrak ekspornya sudah diteken pada 16 Juni 2019, dengan nomor kontrak MGO/Fixed Wing/073/74/65 antara PTDI dengan Angkatan Darat Nepal.
"Pembiayaan industri ini (pesawat terbang) memang susah. Ada beberapa order gagal karena pendanaan. Kami berharap mendapatkan buyers credit dari LPEI di kemudian hari," kata Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro, saat melepas ekspor pesawat itu di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Rabu (30/10).
Sementara itu Senior Executive Vice President I LPEI , Yadi J Ruchandi, menjelaskan NIA merupakan mandat yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk meningkatkan daya saing produk dan mendorong industri strategis nasional melakukan ekspor ke negara nontradisional.
ADVERTISEMENT
"Dukungan yang diberikan LPEI kepada PTDI merupakan salah satu bentuk strategi untuk menunjukkan bahwa produk buatan Indonesia mampu bersaing di pasar internasional," kata Yadi.
Selain membiayai ekspor pesawat PTDI ke Nepal, pada 2017 lalu LPEI juga menyetujui pembiayaan ekspor pesawat jenis CN235 ke Senegal. Jika ekspor ke Nepal merupakan perdana, ke Senegal PTDI sudah mengikat kontrak untuk ekspor pesawat yang kedua.
Sebagai salah satu lembaga pembiayaan milik pemerintah, LPEI akan terus melakukan penetrasi pasar, ke negara-negara tujuan ekspor baru. Pada saat yang sama, lanjut dia, LPEI juga mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas industri yang menghasilkan produk berorientasi ekspor.
Elfien menjelaskan, pesawat yang diekspor PTDI merupakan pesawat dengan spesifikasi militer multi fungsi. "Pesawat CN235-220 merupakan pesawat multirole dengan daya angkut sebanyak 48 penumpang," katanya.
Dia menjelaskan, pesawat itu dapat dioperasikan untuk beberapa misi yaitu mulai dari pengintaian, patroli maritim, dan angkutan pasukan bersenjata. Hal tersebut sesuai dengan permintaan dari Angkatan Darat Nepal.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, menurut Elfien, pesawat yang dibuat tersebut didesain memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai pesawat pengangkut pasukan bersenjata, pesawat penumpang VIP, pesawat evakuasi medis, penumpang sipil, dan kargo.
"Bahkan pesawat ini telah dipakai untuk di Malaysia dan Korea Selatan untuk wakil presiden mereka. Jadi memang produk ini memiliki banyak fungsi," tegas Elfien.
Hingga saat ini PTDI telah memproduksi dan mengirimkan CN235 sebanyak 68 unit. Di antaranya ke pasar ekspor, seperti ke Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Pakistan, Uni Emirat Arab, Senegal, termasuk ke Nepal.