Lewat Co-Firing, PLN Nusantara Power Berhasil Kurangi 17 Juta Ton Emisi di PLTU

23 April 2024 20:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Management Human Capital and Administrasi PLN Nusantara Power, Karyawan Aji, dalam acara Halalbihalal PLN NP di Jakarta, Selasa (23/4). Foto: PLN NP
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Management Human Capital and Administrasi PLN Nusantara Power, Karyawan Aji, dalam acara Halalbihalal PLN NP di Jakarta, Selasa (23/4). Foto: PLN NP
ADVERTISEMENT
PLN Nusantara Power (PLN NP) berhasil mengurangi 17 juta ton emisi CO2 melalui penerapan co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Bahan biomassa yang digunakan lewat co-firing mulai dari serbuk kayu hingga cangkang sawit.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun lalu, PLN NP memproduksi energi bersih yang berasal dari co-firing sepanjang tahun 2023 sebanyak 525,62 GWh atau setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 533.291,79MT. Hingga kini, PLN NP telah melaksanakan co-firing secara kontinyu pada 24 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penerapan co-firing di PLTU PLN ini dalam rangka mengejar target bebas emisi atau Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada 2060. Tahun lalu, hampir 1 juta karbon telah diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) oleh PLN Nusantara Power melalui PLTGU Muara Karang Blok 3. PLN NP juga melakukan penjualan karbon yang dihasilkan dari PLTU.
Direktur Human Capital Management dan Administrasi Karyawan Aji menyampaikan arti penting telah melantainya bursa carbon ini. Menurutnya, PLN NP mengusahakan dari berbagai sisi untuk mencapai NZE di tahun 2060 atau lebih cepat.
ADVERTISEMENT
"Selain melalui bursa karbon, terdapat 11 PLTU PLN NP yang telah menjadi peserta perdagangan karbon dan mendapatkan kuota Persetujuan Teknis batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) yang disetujui oleh Kementerian ESDM dengan jumlah yang dapat diperdagangkan mencapai 35 juta ton," terang Karyawan Aji dalam acara Halalbihalal di Jakarta, Selasa (23/4).
Suasana proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Program lainnya adalah pembangunan sejumlah pembangkit listrik energi baru dan terbarukan bertema Green Energy Movement (GEM). Green Energy Movement ini diwujudkan tidak hanya melalui co-firing pada PLTU yang telah beroperasi, namun juga keseriusan perusahaan dalam membangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan seperti PLTS, PLTA, dan juga PLTB.
Di tahun 2023, PLN NP telah berhasil menyelesaikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Melalui PLTS ini kami mampu menghindarkan sebesar 214.000 ton co2 setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
"Kami juga senantiasa mendukung smart city di Ibu Kota Negara (IKN) melalui penyediaan listrik bersih yang berasal dari PLTS IKN 50 MW. Saat ini kami telah menyelesaikan 10 MW tahap pertama," tambah Aji.
Pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana PLN NP untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN Nusantara.
Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani Bin Ahmed Al Zeyoudi memberikan sambutan saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Melalui PLTS IKN, kami akan mampu menghindarkan 104,8 ton emisi CO2 setiap tahunnya. Ke depan akan banyak proyek kami yang berbasis EBT', tambah Aji.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruli Firmansyah juga turut menyampaikan fokus dan rencana korporasi dalam mewujudkan energi hijau.
“PLN NP sendiri telah bergerak memetakan kebutuhan Indonesia di masa depan. Kami, hingga tahun 2030 akan menyiapkan penambahan unit pembangkit sebesar 6,3 Giga Watt (GW) yang berasal dari pembangkit EBT yang tersebar di penjuru Nusantara,” jelas Ruly.
ADVERTISEMENT