Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Listrik dari PLTGU Jawa I Bisa Melayani 11 Juta Pelanggan PLN
19 Desember 2018 11:57 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU ) Jawa I di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, dimulai hari ini. Rencananya, seluruh listrik yang dihasilkan pembangkit sekitar 1.760 Mega Watt (MW) itu akan dipasok ke PT PLN (Persero) selama 25 tahun.
ADVERTISEMENT
Direktur Pengadaan Strategis PLN , Supangkat Iwan Santoso, mengatakan PLTGU Jawa I di Karawang merupakan bagian dari program ketenagalistrikan 35.000 MW. Nantinya listrik yang dihasilkan itu akan disalurkan ke jaringan Jawa-Bali milik PLN.
"Pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa I dengan pasokan 1.760 MW akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN," kata Supangkat di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/12).
Dia berharap pembangkit tersebut bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan PLN. Selain itu dalam proyek ini, PLN akan mendapatkan harga rendah yakni 5,5308 cUSD/kWh, sehingga potensi penghematan dapat mencapai Rp 43 triliun.
"Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Dengan tarif rendah, potensi penghematan adalah 5,5308 cUSD/kWh," jelas Iwan.
Menurut dia berdasarkan rencana pengerjaan, PLTGU Jawa I ditargetkan selesai dikerjakan pada September 2021. Penambahan pasokan listrik dari PLTGU Jawa I diyakini pihaknya semakin menambah keandalan infrastruktur kelistrikan di tanah air.
ADVERTISEMENT
"Keandalan infrastruktur ini bisa menarik para investor untuk menanamkan modal dan secara tidak langsung bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucapnya.
Adapun pengerjaan PLTGU Jawa I dilakukan oleh PT Jawa Satu Power yang merupakan konsorsium yang dipimpin oleh anak usaha PT Pertamina (Persero), yaitu PT Pertamina Power Indonesia dengan Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation.
Proyek dengan nilai kurang lebih USD 1,8 miliar ini dibiayai oleh berbagai pihak, yakni JapanBank for International Cooperation, Nippon Export and Investment Insurance Co. Ltd, Asian Development Bank, serta bank komersial luar negeri lainnya.