Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
LPEI Beri Pinjaman Rp 354 Miliar untuk Ekspor Pesawat Terbang PT DI
31 Mei 2018 12:21 WIB
Diperbarui 30 Oktober 2019 16:45 WIB
ADVERTISEMENT
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memberikan pinjaman kepada PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk program ekspor pesawat udara sebesar Rp 354 Miliar.
ADVERTISEMENT
Pinjaman diberikan dengan penandatanganan pembiayaan modal kerja pelaksanaan penugasan khusus ekspor pesawat terbang melalui keputusan Menteri Keuangan No.649/KMK.08/2017 untuk menyediakan fasilitas pembiayaan atas program ekspor pesawat terbang.
Managing Director LPEI Dwi Wahyudi mengatakan kesepakatan untuk penetrasi bisnis dan pengembangan ekspor ke negara tujuan ekspor baru. Untuk tahap pertama, fasilitas pembiayaan diberikan dalam bentuk modal kerja mendukung ekspor pesawat terbang ke Nepal dan Senegal.
"Tetapi tahap awal dengan tujuan fasilitas pesawat terbang untuk Nepal dan Senegal, kredit modal kerja dengan janka waktu 12 bulan," kata Dwi Wahyudi saat konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Kamis (31/5).
Ekspor pesawat udara ke Nepal dilatarbelakangi permintaan dari negara tersebut untuk menyediakan pesawat sesuai kondisi geografisnya. Transportasi udara yang sesuai dengan kontur Nepal adalah pesawat yang dapat dioperasikan pada landasan pacu yang relatif pendek.
ADVERTISEMENT
Demikian juga Senegal. Negara yang terletak di kawasan Afrika Barat tersebut membutuhkan pesawat terbang yang dapat berfungsi sebagai Maritime Patrol Aircraft (MPA). Hal ini dikarenakan kondisi politik di kawasan tersebut masih rentan terjadi gesekan dan pemberontakan.
Proyek ekspor pesawat terbang ke Nepal dan Senegal memiliki nilai strategis bagi PT. DI, karena supply recordexport order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional.
Proyek ini juga merupakan pilot project yang efektif untuk memasuki pasar negara Asia Selatan dan Kawasan Afrika. "Nepal 1 pesawat kalau Senegal udah yang ke 2 tapi mereka masih menorder 1 lagi jadi ada 3," katanya.