Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Luhut Bantah Indonesia Mau Bangkrut karena Utang, Bagaimana Faktanya?
2 Oktober 2023 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menepis komentar orang yang bilang Indonesia akan bangkrut imbas utang negara yang tinggi. Menurut Luhut, Indonesia justru jadi salah satu negara dengan utang terendah di dunia.
ADVERTISEMENT
“Kita salah satu negara terkecil utangnya di dunia. Itu bukan dari kita, data dari Bloomberg dari mana ini source-nya,” kata Luhut dalam acara IdeaFest 2023 di Jakarta Convention Center, Minggu (1/10).
Lantas, seperti apa data Bloomberg yang dimaksud Luhut?
Berdasarkan penelusuran kumparan, Bloomberg Terminal merilis soal kerentanan 50 negara di dunia pada 2022 lalu. Bloomberg Terminal merupakan perusahaan yang menawarkan jasa finansial profesional berbasis data dan analisis.
Menurut laporan tersebut, negara yang paling rentan bangkrut adalah El Salvador, bukan Indonesia. Utang pemerintah El Salvador disebutkan mencapai 82,6 persen produk domestik bruto atau GDP. Negara di Amerika Tengah tersebut telah melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah sejak September 2021 lalu.
Namun, hanya berselang lima bulan, negara itu di ambang kehancuran ekonomi. Para ahli memperkirakan bahwa sovereign credit atau kredit negara tersebut empat kali lebih buruk daripada sebelumnya. Selain itu, keadaan El Salvador turut diperparah dengan turunnya harga Bitcoin.
ADVERTISEMENT
“El Salvador saat ini utang luar negerinya paling buruk di dunia dan itu karena kebodohan Bitcoin ini. Pasar berpikir bahwa Bukele [Presiden El Salvador] sudah gila dan memang benar demikian,” kata Profesor Ekonomi di John Hopkins University, Steve Hanke, dikutip dari Fortune.
Indonesia Relatif Aman
Laporan Bloomberg tahun 2022 itu mengurutkan 50 negara di dunia dengan sejumlah indikator, seperti utang pemerintah bruto, imbal hasil obligasi pemerintah terbaru, spread CDS atau premi atas perlindungan risiko kredit dalam lima tahun terakhir, beban bunga, hingga utang negara tahun 2022. Tak ada AS maupun Inggris di dalam daftar tersebut.
Indonesia ada di posisi ke-34 dari 50 negara. Artinya, Indonesia sejauh ini relatif aman lantaran utang negara dan sejumlah variabel lain tak setinggi El Salvador atau Ghana yang berada di peringkat atas. Hal ini dapat dilihat dari warna pada sejumlah indikator di Indonesia yang berwarna hijau.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan utang pemerintah kembali naik. Hingga akhir Agustus 2023, utang pemerintah tercatat tembus Rp 7.870 triliun. Adapun total utang pemerintah tahun 2022 mencapai Rp 7.739 triliun.
Rasio utang itu terhadap PDB mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 37,78 persen. Namun masih berada dalam batas aman (jauh di bawah 60 persen PDB). Hal tersebut sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan masih sesuai radio PDB dengan yang ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka menengah tahun 2023-2026 sebesar 40 persen.
"Pemerintah melakukan pengelolaan utang secara baik dengan risiko yang terkendali, antara lain melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo," terangnya.
ADVERTISEMENT