Luhut: Kawasan Industri Batang Bakal Jadi KEK

26 Juli 2024 21:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah sepakat menjadikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, KITB yang baru saja diresmikan operasionalnya oleh Presiden Jokowi diharapkan dapat terus berkembang dengan berbagai insentif untuk menarik para investor.
"Saya kira akan berkembang, kita tadi sudah sepakat nah ini akan kita bikin KEK," ungkapnya saat ditemui usai peresmian operasional KITB, Jumat (26/7).
Dengan menjadi KEK, Luhut berharap KITB akan mendapatkan keuntungan dan insentif lebih banyak sesuai dengan KEK lainnya, sehingga lebih banyak investor yang tertarik membangun industri di sini.
"Sehingga dengan begitu insentif, tax holiday, dan segala macam sama dengan KEK lainnya akan kita berikan," pungkasnya.
Presiden Jokowi resmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jumat (26/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Adapun hari ini, Jokowi meresmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah. Berdasarkan catatan KITB, realisasi investasi yang sudah dikantongi di kawasan proyek tersebut mencapai Rp 14,8 triliun.
ADVERTISEMENT
"Kita harus menyiapkan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya untuk rakyat kita dengan investasi yang masuk sudah Rp 14 triliun dan menyangkut kurang lebih 19.000 pekerja," ujarnya saat peresmian operasional KITB, Jumat (26/7).
Jokowi mengatakan, total luasan KITB sebesar 4.300 hektare ini diharapkan bisa menyerap total 250 ribu tenaga kerja. Saat ini baru 19.000 yang terserap dari total 18 perusahaan atau tenant.
Jokowi menjelaskan, pembangunan KITB didasari oleh ketegangan geopolitik, perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), hingga pandemi COVID-19.
Pada kondisi ketidakpastian perekonomian global itu, membuat banyak pabrik yang memutuskan relokasi ke negara-negara yang mempunyai stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik. Indonesia, menurut Jokowi menjadi salah satu negara incaran investor untuk merelokasi pabriknya.
ADVERTISEMENT