Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mandiri Sekuritas Sebut Ekonomi China Melambat Bisa Bikin Investasi di RI Moncer
21 Februari 2024 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Direktur Capital Market PT Mandiri Sekuritas , Silva Halim, menilai pelambatan ekonomi Hong Kong dan China menjadi momentum bagi investasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Silva mengatakan dari perspektif investor yang awalnya menanamkan modal di Hong Kong dan China menganggap bahwa investasi di sana tidak menarik. Sehingga berminat untuk masuk ke pasar Indonesia.
“Dengan pelemahan China, sebenarnya justru Indonesia dan juga negara ASEAN lainnya diuntungkan. Dari global portofolio investors point of view, mereka mau investasi ke Asia yang dulunya mereka investasinya di Hong Kong, China, karena sekarang Hong Kong, China tidak menarik, mereka sekarang melihat Indonesia,” kata Silva dalam konferensi pers road to MIF 2024 di Plaza Mandiri, Rabu (21/2).
Silva mencermati aliran dana asing (inflow) ke bursa saham Indonesia telah mencapai hampir Rp 20 triliun dalam 1,5 bulan. “Jadi kita lihat memang tren foreign inflow masih masuk terus, dan kita benefit dari keadaan Hong Kong dan China,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Faktor yang membuat daya tarik untuk investasi di Tanah Air bagi para investor asing adalah Indonesia masih menduduki posisi dengan penawaran umum perdana (IPO) saham terbesar di Asia Pasifik pada 2023.
“Jadi itu juga menunjukkan interest dari foreign investors di Indonesia makin hari makin tinggi,” ujar Silva.
Senada, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan aliran uang sudah masuk sejak lama ke Indonesia dari China, Hong Kong, dan negara lainnya. Kunci di balik daya tarik investasi adalah keberlanjutan transformasi ekonomi di Indonesia.
“Bahkan itu bisa terus berlanjut ke depannya itu menjadi kunci investor masuk ke indonesia. Saya rasa dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup relatif stabil di 5 persen kalau dibandingkan kemarin negara-negara lain mengalami resesi,” tutur Andry.
ADVERTISEMENT
China menurunkan Loan Prime Rate untuk 5 tahun dari sebelumnya 4,2 persen menjadi 3,95 persen. Tidak hanya melalui pemangkasan tingkat suku bunga, namun Bank Sentral China juga telah melepaskan likuiditas sebesar 1 triliun yuan atau USD 139 miliar ke dalam sistem perbankan melalui pengurangan giro wajib minimum perbankan.