Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri BUMN , Tanri Abeng, meninggal dunia pada Minggu (23/6). Tanri Abeng merupakan Menteri BUMN pertama pada periode 1998 atau pada masa Presiden Soeharto dan BJ Habibie.
ADVERTISEMENT
Kabar duka tersebut disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir melalui Instagram @erickthohir.
"Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Berduka yang dalam atas wafatnya Menteri BUMN pertama, Pak Tanri Abeng. Sosok yang berjasa besar untuk negeri ini," tulis Erick Thohir, Minggu (23/6).
"Semoga almarhum mendapatkan tempat yang lapang di sisi Allah SWT, dan segenap keluarga serta kerabat yang ditinggalkan diberi kesabaran," tambahnya.
Erick Thohir Sebut Tanri Abeng sebagai Manajer Termahal
Pada saat meluncurkan buku 'Akhlak untuk Negeri' yang ditulisnya bersama motivator sekaligus pendiri ESQ Leadership Ary Ginanjar Agustian, Erick sempat mengisahkan sosok Tanri Abeng.
Erick mengatakan Tanri bukan hanya sebagai senior, tapi juga orang yang sudah dikenalnya sejak lama. Bahkan, Erick mengaku ingat pernah membaca koran mengenai sosok Tanri Abeng yang disebut sebagai manajer Rp 1 miliar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Pak Tanri Abeng, saya pernah baca berita Pak Tanri Abeng manajer termahal di Indonesia. Saat itu saya baru lulus sekolah, Pak," kata Erick pada 6 Januari 2021 lalu.
Kenangan Tanri Abeng soal BUMN: Dulu Monopolistik hingga Birokratik
Tanri Abeng pernah mengungkapkan sebelum adanya Kementerian BUMN, ratusan perusahaan pelat merah berada di bawah 17 kementerian. Kondisi tersebut tentu membuat kinerja perusahaan BUMN kurang maksimal.
“Jadi karakteristik BUMN kita waktu itu dan oleh pemimpinnya adalah pertama monopolistik, birokratik, comfort zone. Itulah yang harus diubah, harus ditransformasi,” kata Tanri saat acara yang digelar BUMN Muda, Rabu, 25 Agustus 2021.
Tanri menganggap peran anak-anak muda diperlukan dalam meningkatkan kinerja BUMN. Ia merasa saat ini anak-anak muda berada di kondisi yang mendukung kinerja BUMN karena tidak melulu berkutat pada monopolistik hingga birokratik.
ADVERTISEMENT
“Jadi starting poinnya menurut saya bagus. Akan tetapi perlu proses, perlu akselerasi karena kita enggak bisa menunggu 20 tahun lagi sebelum anda-anda menjadi leader,” ujar Tanri.