Masuk Forbes, Pendiri e-Fishery Berpose Pakai Dasi Ikan

16 Oktober 2023 11:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO e-Fishery Gibran Huzaifah. Foto: X/@gibranhuzaifah
zoom-in-whitePerbesar
CEO e-Fishery Gibran Huzaifah. Foto: X/@gibranhuzaifah
ADVERTISEMENT
Pengusaha muda asal Bandung, Gibran Huzaifah, menepati celetukannya untuk bergaya tidak lazim jika berhasil bertengger di majalah global Forbes.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan bidang yang digelutinya, Pendiri perusahaan manajemen budidaya ikan berbasis digital e-Fishery tersebut, bergaya nyentrik dengan dasi ikan.
Melalui akun media sosial X miliknya, pria 33 tahun tersebut bercerita pernah berucap spontan kepada temannya, jika dia akan membawa ikan saat berpose untuk majalah Forbes.
"Dulu pernah becanda ke temen, "kalo aing masuk Forbes, gak akan berpose pasaran pake jas sama dasi, tapi bakal bawa ikan"! Eh pas kejadian, tetep pose pasaran pake jas, tapi dasinya ikan," tulis Gibran, dikutip Senin (16/10).
Melalui e-Fishery yang telah menjadi perusahaan unicorn, kini Gibran telah mempunyai 300.000 tambak ikan dan telah berekspansi ke berbagai negara seperti India.
"Tidak ada yang mengira startup di bidang perikanan akan menjadi unicorn. Saya tidak berani menjanjikannya, tapi kami berhasil," tutur Gibran dikutip pada Senin (16/10).
ADVERTISEMENT
eFishery Jadi Startup Bernilai Lebih USD 1 Miliar
eFishery sendiri merupakan merek yang dimiliki PT Multidaya Teknologi Nusantara. Perusahaan ini mengembangkan solusi teknologi manajemen budidaya ikan berupa mesin pakan otomatis untuk kolam ikan skala menengah dan besar
Dikutip dari Forbes, perjalanan Gibran Huzaifah dari startup hingga menjadi unicorn, berbeda dengan perjalanan perusahaan level unicorn Indonesia lainnya.
Alih-alih mengembangkan aplikasi untuk pasar yang sebagian besar pelanggannya berada di perkotaan, ia bekerja di daerah pedesaan dan memanfaatkan sumber daya yang tidak terduga dan mudah diabaikan yaitu ikan lele.
Gibran mempelajari budidaya perikanan dan membangun kolam ikan sendiri saat masih duduk di bangku perkuliahan. Mulanya hal ini dilakukan untuk biaya bertahan hidup selama berkuliah
ADVERTISEMENT
Setelah lulus, ia meluncurkan bisnis untuk bekerja sama dengan para peternak, menyediakan perangkat digital untuk memberi makan ikan secara otomatis yang juga dapat menghemat biaya pakan.
E-fishery sendiri didirikan Gibran pada 2013 dan memperkenalkan model pertamanya pada tahun 2014. Gibran membutuhkan waktu 97 hari untuk mendapatkan pelanggan pertamanya dan sembilan bulan untuk mendapatkan 10 pelanggan pertama, dengan hanya menyewakan 14 unit feeder.
Ilustrasi e-fishery. Foto: e-fishery
Gibran mengeklaim perusahaannya telah memperoleh keuntungan sejak 2018, meskipun Gibran tidak dapat membocorkan nilai laba tersebut.
Namun, pada Juni 2022, salah satu pendiri dan mitra pengelola Northstar Advisors, Patrick Walujo, mengatakan pada seminar startup yang diadakan di pinggiran kota Jakarta bahwa pendapatan tahunan eFishery telah mencapai Rp 4 triliun atau sekitar USD 263 juta.
ADVERTISEMENT
Patrcik berinvestasi secara pribadi pada tahun 2018 dan dua tahun kemudian perusahaan investasinya ikut memimpin putaran pendanaan seri B eFishery. Meskipun saat dikonfirmasi Forbes mengenai hal ini, Gibran menolak memberikan komentar.
Saat ini, eFishery belum memiliki pesaing dan berada dalam posisi yang baik untuk berekspansi karena sudah menghasilkan keuntungan.
Terlebih Gibran juga mengaku mempunyai banyak rencana ekspansi dan meningkatkan jumlah kolam di ekosistem eFishery sebanyak tiga kali lipat menjadi 1 juta pada tahun 2025 dan mulai mengekspor ikan.
Ia juga menyebut berharap dapat melakukan ekspansi di negara lain, dan telah memulai proyek percontohan di Bangladesh, Thailand, dan Vietnam.