Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Memasuki Siklus Pemilu, Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5,1 Persen di 2023
20 Juli 2023 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra, mengatakan konsumsi rumah tangga naik tipis sebesar 4,5 persen secara tahunan (yoy) dan pertumbuhan investasi melambat menjadi 2 persen. Sementara pertumbuhan ekspor masih relatif kuat di tingkat 12 persen.
“Kami perkirakan konsumsi domestik akan terus meningkat di semester II, dengan didorong oleh inflasi yang rendah, aktivitas perekonomian yang kembali normal, serta peningkatan belanja pemilu,” jelasnya melalui keterangan resmi, Kamis (20/7).
Standard Chartered juga menurunkan perkiraan rata-rata inflasi Indonesia tahun 2023 menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 4,1 persen. Hal ini mencerminkan inflasi tahunan yang lebih rendah dari perkiraan, serta ekspektasi inflasi makanan (volatile food) akan relatif stabil.
Adapun inflasi makanan turun menjadi 1,2 persen (yoy) pada Juni dari tingkat tertinggi secara tahunan sebesar 7,6 persen pada Februari lalu. Hal ini dinilai berkat koordinasi bank sentral dan pemerintah untuk mempertahankan persediaan makanan dan meningkatkan logistik.
ADVERTISEMENT
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global Turun
Sementara itu, Standard Chartered memperkirakan perekonomian global terus melambat dalam beberapa bulan mendatang, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2023 di tingkat 2,7 persen, namun menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 menjadi 2,9 persen dari sebelumnya 3 persen.
Perekonomian di negara maju kemungkinan akan menjadi faktor utama adanya penurunan karena Amerika Serikat dan Eropa terus berjuang di bawah beban kenaikan suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya serta kondisi pinjaman yang lebih ketat.
Standard Chartered menggambarkan, kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) memiliki dampak terbatas pada perekonomian Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa. Meskipun AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan dalam beberapa bulan ke depan, AS telah berhasil menghindari resesi sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Sejumlah data juga menunjukkan, kawasan Eropa telah tergelincir ke dalam resesi pada periode kuartal IV 2022 dan kuartal I 2023, namun kondisi tersebut masih lebih baik dari perkiraan awal ketika aliran gas Rusia dibatasi tahun lalu. Namun, Standard Chartered masih memperkirakan AS akan masuk ke dalam resesi pada periode kuartal IV 2023 dan kuartal I 2024.
Sebaliknya, pertumbuhan di kawasan ASEAN masih tetap sehat meskipun sedikit melambat. Walaupun belum terlihat dampak positif dari dibukanya kembali batasan sosial China, Standard Chartered memperkirakan Vietnam, Indonesia, dan Filipina akan tumbuh lebih dari 5 persen di tahun 2023, sementara Thailand dan Malaysia diperkirakan tumbuh di atas 4 persen.