Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menaksir Cuan Kimia Farma dari Vaksin Berbayar, Setara 70 Kali Laba Setahun?
13 Juli 2021 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
ADVERTISEMENT
PT Kimia Farma (Persero) Tbk menawarkan vaksin berbayar yang bisa dibeli oleh individu atau per orangan. Kalau saja program ini tak ditunda, tentunya bisa segera mengalirkan cuan ke BUMN farmasi itu. Sayangnya, program yang direncanakan mulai Senin (12/7), ditunda dengan alasan untuk perpanjangan waktu sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Plt Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), Agus Chandra, menyebut ada 1,5 juta dosis vaksin corona dari Sinopharm yang telah disediakan. KFD merupakan cucu usaha Kimia Farma yang menggarap proyek tersebut.
"Saat ini vaksin gotong royong baru Sinopharm jenisnya dan sudah masuk 500 ribu di batch pertama dan 1 juta di batch kedua kemarin. Jadi total 1,5 juta. Berapa yang kita siapkan gelontorkan untuk stok vaksinasi individu? Tentunya akan bertahap sesuai ketersediaan vaksin yang ada," kata Agus saat konferensi pers secara virtual, Minggu (11/7).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan sudah mendapat komitmen sebanyak 15 juta dosis vaksin Sinopharm dari BUMN farmasi asal China, China National Pharmaceutical Group Corp. Vaksin jenis ini khusus digunakan sebagai vaksin berbayar dalam program Vaksinasi Gotong Royong.
ADVERTISEMENT
"Sudah dapat komitmen dari Sinopharm 15 juta dosis atau untuk 7,5 juta orang, dari bulan Mei ini sampai Desember 2021," jelas Erick dalam acara sosialisasi Sentra Vaksinasi Gotong Royong, Rabu (19/5).
Menaksir Cuan Kimia Farma
Melihat besarnya target masyarakat yang jadi sasaran program vaksinasi, vaksin Sinopharm sebanyak itu seharusnya terdistribusi habis ke masyarakat. Pemerintah sendiri menargetkan vaksinasi terhadap 181,5 juta warga atau 70 persen dari populasi. Ini berarti vaksin yang dibutuhkan totalnya sebanyak 363 juta dosis (2 dosis per orang).
Kembali ke soal 15 juta dosis vaksin Sinopharm yang disalurkan Kimia Farma sebagai vaksin berbayar (Vaksinasi Gotong Royong Perusahaan dan Individu), harga dan margin keuntungannya sudah ditetapkan pemerintah. Yakni melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. HK. 01. 07/MENKES/4643/2021.
ADVERTISEMENT
Dalam beleid tersebut, harga pembelian vaksin dipatok sebesar Rp 321.660 per dosis. Sedangkan tarif maksimal pelaksanaan vaksinasi Rp 117.910. Dari harga vaksin itu, sudah dipatok margin sebesar 20 persen dan dari vaksinasi dipatok margin 15 persen.
Sehingga dapat diperkirakan, perolehan margin Kimia Farma dari 15 juta dosis vaksin Sinopharm adalah sebesar:
15 juta x Rp 321.661 x 20 persen = Rp 964,9 miliar
Sedangkan dari pelayanan vaksinasi, perhitungan marginnya adalah sebagai berikut:
15 juta x Rp 117.910 x 15 persen = Rp 265,2 miliar
Sehingga total margin yang diraup Kimia Farma dari pendistribusian vaksin Sinopharm sebagai vaksin berbayar, serta layanan vaksinasinya yakni sebesar Rp 1,23 triliun.
Jumlah itu memang belum memperhitungkan potongan berbagai biaya, seperti pembelian dari Kimia Farma ke Bio Farma yang melakukan pengadaan vaksin. Bio Farma sendiri merupakan induk usaha dari Kimia Farma. Selain itu ongkos distribusi vaksin ke lokasi vaksinasi, pengadaan fasilitas penyimpanan vaksin, serta biaya-biaya lainnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, jumlah tersebut sungguh fantastis, yakni hampir 70 kali lipat dari perolehan laba Kimia Farma pada 2020 yang hanya Rp 17,63 miliar. Keuntungan pada 2020 itu pun sudah meningkat drastis dari kondisi sebelum pandemi di 2019, saat emiten berkode KAEF tersebut mencatatkan rugi Rp 12,72 miliar.
Tak mengherankan jika seperti saham sektor farmasi lainnya, saham KAEF pada perdagangan Senin (12/7) juga tercatat naik. Bahkan saat Kimia Farma mengumumkan penundaan vaksin berbayar untuk individu, saham KAEF pada hari itu ditutup naik 12,38 persen atau naik 390 poin ke level Rp 3.540.