Menperin Buka Suara Soal Rangka eSAF Honda Karatan

31 Agustus 2023 17:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantor Kemenperin, Selasa (9/5/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantor Kemenperin, Selasa (9/5/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara terkait ramai-ramai konsumen motor Honda mengeluhkan rangka eSAF yang karatan dan rentan patah, meskipun baru dibeli.
ADVERTISEMENT
Agus menuturkan, pihak Astra Honda Motor (AHM) sudah memberikan klarifikasi terkait isu miring terkait kualitas produknya. Hal ini juga sudah diperkuat dengan pernyataan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Motor Honda patah kan sudah diklarifikasi langsung oleh Honda, dan KNKT sudah juga memberikan satu rilis bahwa tidak ada masalah dengan produsennya," jelasnya kepada wartawan di kompleks parlemen, Kamis (31/8).
Sementara itu, Agus belum memberikan pernyataan bahwa pihak Kemenperin akan melakukan inspeksi kepada pabrik AHM, lantaran kewenangan tersebut ada di tangan KNKT.
"KNKT sudah mengeluarkan rilis bahwa produk Honda tersebut aman, memang mereka yang punya kewenangan atau otoritas," pungkas Agus.
Sebelumnya, hasil pertemuan antara AHM dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan KNKT memutuskan untuk membentuk tim yang menyelidiki masalah rangka motor Honda.
Sasis model eSAF pada Honda Genio Foto: dok. Istimewa
"Jadi yang pertama untuk jadi catatan dan disampaikan ke masyarakat luas, pemerintah memberikan perhatian yang sangat tinggi dan serius, yaitu melalui pembentukan tim untuk melakukan penelitian bersama," buka Senior Investigator KNKT Achmad Wildan, saat ditemui di Jakarta, Senin (28/8).
ADVERTISEMENT
"Timnya itu terdiri dari Kemenhub, KNKT, dan AHM yang akan dimulai hari ini. Ini yang pertama, kami ingin mencari lebih komprehensif terkait hal ini secara teknis dan apa yang harus dilakukan ke depan. Jadi harus secara struktur dan sciencetifik," sambungnya.
Wildan menerangkan, tim penyelidikan akan menyusun rencana investigasi, studi keluhan di daerah-daerah, serta menggali informasi yang sudah tersebar di media sosial.
Kunjungan ke produsen juga akan dilakukan untuk menindaklanjuti bagaimana rangka tersebut dibuat, sehingga bisa menjadi evaluasi untuk perbaikan dan mitigasi hal serupa terjadi.
"Selain itu saya harus melihat bagaimana (rangka) yang tidak patah, katakanlah 3 atau 8 tahun, saya harus ambil sampling secara masuk akal," katanya.