Menperin ke Turki Jajaki Kerja Sama Industri Pertahanan hingga Baterai Listrik

8 Juni 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kunjungan ke Turki, 4-5 Juni 2024. Foto: Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kunjungan ke Turki, 4-5 Juni 2024. Foto: Kemenperin
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan kerja ke Turki pada 4-5 Juni lalu untuk menjajaki peluang kerja sama di sektor industri yang potensial seperti industri pertahanan hingga industri baterai kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Agus menyoroti nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Turki saat ini masih sangat kecil, sehingga masih terdapat potensi yang besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama.
"Indonesia dan Turki memiliki sektor industri manufaktur yang berkembang pesat dan menawarkan banyak potensi untuk kerja sama. Kami harap melalui kolaborasi ini, industri manufaktur di kedua negara dapat tumbuh lebih kuat,” kata Agus dalam rilis resmi Kemenperin, dikutip Sabtu (8/6).
Beberapa sektor prioritas yang potensial untuk dikembangkan bersama meliputi industri pertahanan, industri baterai untuk kendaraan listrik, industri halal, serta kerja sama antar kawasan industri. Dalam hal industri pertahanan, Agus mengatakan Turki bersedia untuk memberikan bantuan dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia.
Sementara dalam kerja sama industri baterai berbahan baku nikel untuk kendaraan listrik (EV), Menperin mengundang produsen EV Turki untuk bermitra dan berinvestasi di Indonesia, dengan menawarkan berbagai insentif yang dapat diberikan pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indonesia, sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, memiliki PT Industri Baterai Indonesia/Indonesia Battery Corporation yang mendukung investasi di sektor EV.
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: Owlie Productions/Shutterstock
“Indonesia dan Turki perlu mengidentifikasi sektor-sektor prioritas yang dapat memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi kedua negara,” jelas Agus.
Sebagai dua negara yang mayoritas penduduknya adalah umat Muslim, Agus menilai kerja sama di bidang industri halal berpeluang besar untuk dikembangkan.
Sedangkan untuk kerja sama antar kawasan industri, Menperin menyampaikan telah ada Memorandum of Understanding (MoU) antara Ortadoğu Sanayi ve Ticaret Merkezi (OSTİM) dengan Kawasan Industri Batang dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Tanjung Pinang untuk pengimplementasian model pengembangan Kawasan OSTİM di dua wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami mengharapkan penandatanganan MoU ini menjadi gerbang untuk lebih banyak lagi Kawasan Turki yang bekerja sama dengan Kawasan Industri di Indonesia,” tegasnya.