Menperin Siapkan Insentif ke Perusahaan Petrokimia China (SEG) Investasi di RI

14 Juni 2024 6:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang bertemu dengan SEG di Park Hyatt Beijing, China. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang bertemu dengan SEG di Park Hyatt Beijing, China. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyiapkan sejumlah insentif ke perusahaan petrokimia asal China, Sinopec Engineering (Group) Co., Ltd (SEG), untuk berinvestasi di Indonesia. SEG merupakan anak usaha perusahaan energi terbesar di China, Sinopec Group.
ADVERTISEMENT
Agus menjamin, SEG dapat menanamkan modalnya di Indonesia dengan aman dan menguntungkan. Pemerintah juga menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal.
“Insentif tersebut antara lain pelonggaran peraturan impor tertentu bagi peralatan operasional, pengurangan pajak, dan kemudahan perizinan. Kami juga mendukung jika ada hal-hal yang diperlukan SEG untuk mengambil keputusan berinvestasi di Indonesia,” kata Menperin saat berbincang dengan media di Park Hyatt Beijing, China, Jumat (14/6).
Dalam kunjungan kerja ke Beijing, China, Menperin telah bertemu dengan Presiden/Eksekutif Direktur SEG, Zhang Xinming pada Kamis (13/6). Pertemuan tersebut bertujuan agar SEG bisa membangun industri petrokimia di Tanah Air.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang bertemu dengan SEG di Park Hyatt Beijing, China. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Agus mengakui, portfolio bisnis SEG sudah cukup mendunia, dengan bidang keunggulan antara lain rekayasa teknik, teknologi dan konstruksi. Pada tahun 2023, SEG bahkan menangani hingga 1.043 proyek di seluruh dunia yang didominasi oleh sektor industri petrokimia.
ADVERTISEMENT
“Hal ini merupakan pencapaian yang impresif dan menunjukkan kapabilitas SEG sebagai pemain global dalam membangun industri petrokimia,” ujarnya.
Kapasitas produksi industri petrokimia Indonesia saat ini lebih dari 14 juta ton per tahun. Namun, masih belum mampu memenuhi kebutuhan Indonesia.
"Dengan adanya gap antara pasokan dan permintaan produk-produk petrokimia tersebut, itu dapat menjadi peluang investasi bagi SEG untuk membangun industri petrokimia baru di Indonesia,” kata Menperin.
Pada Juni 2023, fasilitas produksi hidrogen ramah lingkungan pertama Sinopec yang diresmikan di Kucha, Xinjiang. Pembangkit tersebut terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 300 MW, transit listrik, elektrolisis hidrogen berkapasitas 20.000 ton per tahun.
Di saat yang sama, disampaikan juga bahwa Indonesia juga memiliki fokus pengembangan industri Hydrogen di Indonesia hidrogen diharapkan menjadi salah satu kontributor utama transisi energi Indonesia sekaligus menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam melaksanakan peta jalan menuju Net Zero Emission pada 2060.
ADVERTISEMENT