Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Amran Sulaiman bercerita bahwa Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti kaget karena Indonesia sudah swasembada jagung . Padahal dulunya, Indonesia membeli cukup banyak jagung dari Argentina.
ADVERTISEMENT
"Iya, beliau cukup kaget karena kita bisa swasembada dalam waktu singkat," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (8/5).
Karena hal ini pula, Amran mengatakan Gabriela tertarik untuk mempelajari sistem pertanian Indonesia. Keduanya sepakat untuk saling bertukar pengalaman dan ahli pertanian.
"Kita katakan ini berkat dari sejuta embung yang kita impikan kemarin. Hingga saat ini sudah ada 40 persen tanah tadah hujan yang kita bangun. Belum lagi ada alsintan (alat mesin pertanian) yang bisa meningkatkan produksi," jelas Amran.
Maka, dengan tegas Amran pun menolak membeli lagi jagung dari Argentina. "Mereka (Argentina) minta sama kita untuk komoditas jagung. Tapi, kami katakan kita sudah swasembada bahkan ekspor," tegas Amran.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini, Amran justru mengaku menawarkan sejumlah komoditas pertanian Indonesia kepada Argentina. Beberapa komoditas seperti manggis, nanas, pisang, salak, lada, sarang burung walet, hingga kopi disebut akan diekspor ke Argentina. Adapun kerja sama ekspor ini sebagai imbal dari impor kedelai asal Argentina. Selain itu, Indonesia juga mempertimbangkan akan membuka keran impor daging sapi dari Argentina.
Kementerian Pertanian mencatat mampu melakukan pengurangan impor jagung sejak 2016. Jika pada tahun 2015 total impor jagung 3,5 juta ton, selanjutnya tahun 2016 menurun menjadi 1,3 juta ton dan tahun 2017 ditekan lagi menjadi NOL impor jagung pakan ternak.
Kumulatif impor jagung pakan ternak yang disetop dari 2016 hingga 2018 sejumlah 9,2 juta ton, dengan rincian 2016 menghemat tidak impor 2,2 juta ton, 2017 menghemat tidak impor 3,5 juta ton dan 2018 menghemat tidak impor 3,5 juta ton. Bahkan tahun 2018 telah dilakukan ekspor 372 ribu ton.
ADVERTISEMENT