Motor Bensin vs Motor Listrik, Mana Lebih Murah?

21 Maret 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Motor listrik konversi PLN IIMS 2023 Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik konversi PLN IIMS 2023 Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus mendorong penggunaan motor listrik. Salah satunya dengan memberikan subsidi Rp 7 juta per unit bagi calon pembeli. Syaratnya pun semakin mudah, hanya perlu mengajukan KTP ke pihak dealer agar bisa mendapatkan unit baru.
ADVERTISEMENT
Ada dua tujuan utama penggunaan motor listrik: meningkatkan konsumsi listrik PT PLN (Persero) yang saat ini berlebih (over supply) dan mengurangi polusi udara yang selama ini cukup besar dihasilkan dari kendaraan berbahan bakar bensin.
Berdasarkan data Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (SISAPIRa) per Jumat (15/12), ada 11.532 unit yang sudah terjual, 234 unit menunggu verifikasi pembeli, dan 6.177 unit dalam proses pendaftaran. Sementara yang masih tersedia ada 182.057 unit motor listrik.
Dengan belasan ribu unit motor listrik program subsidi pemerintah yang sudah terjual, biaya operasi yang hemat jadi salah satu daya tariknya. Seperti apa perbandingannya jika dikomparasikan dengan motor bensin?
Seorang pengemudi ojek daring menukar baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Jumat (4/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Iqbal, seorang pegawai swasta asal Bekasi mengaku memakai motor listrik sejak November 2022 untuk aktivitas sehari-harinya bekerja di Jakarta. Mereknya Smooth yang menggunakan sistem baterai listrik tukar alias swap. Baterai ini bisa ditukar di banyak titik seperti Alfamart dan Circle K, terutama di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem ini yang penukaran baterainya bisa dipantau lewat aplikasi SWAP milik PT Swap Energi Indonesia, Iqbal harus berlangganan paket untuk menyewa baterai motornya. Sistemnya seperti beli kuota internet dengan tiga paket data yang disediakan SWAP.
Pertama, kuota 100 km yang bisa dipakai selama 30 hari harganya Rp 20 ribu. Kedua, kuota 250 km, untuk 60 hari, harganya Rp 45 ribu. Ketiga, kuota 500 km, untuk 60 hari, harganya Rp 80 ribu.
“Jadi misal beli kuota yang 100 km, buat 30 hari itu totalnya paling Rp 200 perak per km. Selama kita punya kuota tersebut, mau ganti baterai motor berapa kali pun di tempat yang sudah disediakan aplikasi, itu bisa,” kata dia saat dihubungi kumparan, Selasa (28/11).
ADVERTISEMENT
Untuk tempat menukar baterainya, sudah ada hingga 3.000 tempat se-Jabodetabek. Jadi memudahkan Iqbal mengisi baterai saat di jalan. Saking mudah dan murahnya, Iqbal pakai juga motor listriknya ini untuk ojek online.
“Sementara kalau motor bensin itu biasanya 100-200 km itu Rp 50 ribu. Sedangkan di motor listrik, saya beli kuota untuk bisa jalan 500 km hanya Rp 80 ribu. Jadi hemat banget,” ujarnya.
Armada motor listrik Grab di Bali. Foto: Grab
Hal yang sama juga diungkapkan Adhi. Pengemudi ojek online asal Tangerang Selatan ini juga menggunakan motor listrik dengan sistem tukar baterai. Sehari-hari, dia lebih sering beli kuota 100 km seharga Rp 20 ribu untuk ngojol. Sementara saat pakai motor konvensional, dia biasa keluar uang buat bensin hingga Rp 80 ribu lebih.
ADVERTISEMENT
Sebagai ojol, dia bisa ambil orderan penumpang 12-14 kali dengan pendapatan bersih rata-rata Rp 250 ribu sehari.
“Jadi lumayan banget dengan motor listrik ini, biaya kuota Rp 20 ribu cukup buat seharian ngojek 100 km, bahkan kadang ada sisanya buat besok. Sementara di kantor, biasanya bersih Rp 250 ribu mah dapet. Sebulan, kalau rajin, ya bisa Rp 5 juta mah,” terangnya.

Biaya Perawatan

Hal lain yang bikin betah Adhi ngojol dengan motor listrik adalah biaya perawatannya. Karena motor listrik ini program baru pemerintah, jadi servisnya masih gratis.
Beda hal dengan motor bensin yang dulu dipakai ngojol jenis Honda PCX, biaya perawatannya harus sebulan sekali dan menguras kantong.
“Motor bensin itu yang enggak tahan biaya perawatan, kadang Rp 500 ribu. Kalau molis, dari motor ini, servis masih gratis,” terangnya kepada kumparan di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin (11/12).
ADVERTISEMENT
Adhi juga mengaku senang dengan kendaraan molis ini. Karena aplikasi tempatnya ngojol menerapkan sewa dan cicil hak milik untuk molis yang dipakai.
Untuk sewa, sehari kena biaya Rp 50 ribu. Begitu pun hak milik. Karena dia ambil hak milik, dia harus bayar Rp 50 ribu per hari selama setahun agar motor tersebut menjadi miliknya.
Iqbal juga mengaku biaya perawatan motor listrik terbilang murah dibandingkan motor bensin. Biaya perawatan kendaraan ini dihitung dari kampas rem, ban, dan lampu.
“Pokoknya sekali servis itu kemarin ganti kampas rem dan nyetel rem maksimal Rp 100 ribu karena enggak ada ganti oli mesin kan,” ujarnya.