Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
MRT Dapat Pinjaman Rp 14,5 T dari Jepang, 49 Persennya Dilunasi Pakai APBN
16 Mei 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan sebesar 49 persen pinjaman tersebut ditalangi dengan anggaran APBN .
"Dari total ini (Rp 14,5 triliun) itu nanti pinjamannya ditanggung pemerintah provinsi DKI 51 persen, tapi 49 persennya ditanggung pemerintah pusat lewat APBN. Kalau Pemprov DKI APBD," kata Tuhiyat saat konferensi pers, Kamis (16/5).
Melalui pinjaman ini, Pemerintah Jepang akan mendukung pembangunan infrastruktur perkeretaapian seperti jalur, jalan rel, stasiun, kereta, depo, sistem perkeretaapian, hingga jasa konsultasi. Rencananya, lelang fase 1 tahap 1 ini akan dilakukan pada akhir tahun 2024 dan penyelesaian pekerjaan konstruksi ditargetkan pada 2031.
"Pengembaliannya uangnya nanti itu yang 49 persen dari pusat dihibahkan ke Pemprov DKI. Jadi DKI full, dapat dari pusat dan dia sendiri hanya nanggung 51 persen," kata Tuhiyat.
ADVERTISEMENT
Sistem Reimbuse, Pemakaian Utang Terukur
Tuhiyat juga menjelaskan mekanisme pinjaman dari Jepang ini beda dengan bank, di mana dana langsung cair setelah pinjaman disetujui. Pinjaman yang diberikan Jepang ini sistemnya reimburse.
"Dari total ini sudah tersedia Rp 14,5 triliun, Rp 14,5 triliun nanti sudah ini kan kontraktor bekerja, itu sudah selesai, kirim invoice ke MRT kita verifikasi, diteruskan ke Pemprov DKI, diteruskan ke (pemerintah) pusat, diteruskan ke JICA. JICA nanti akan bayar langsung ke kontraktor. Jadi uangnya standby masih di lender, masih di JICA," kata Tuhiyat.
"Jadi beda dengan pinjam bank langsung dapat uang. Step by step. Dan itu bagus untuk kontrol, dari semua path yang dilalui," sambungnya.
Dengan begitu, dua sumber anggaran yang bakal digunakan untuk bayar pinjaman tersebut ada dari APBN pemerintah pusat dan APBD Pemprov DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Ini pinjaman yang tahap awal (dipakai dahulu) mau mana dulu, sumber hibah (pemerintah pusat) dulu atau sumber dari pinjaman Pemprov DKI. Kebetulan ini dari pemerintah pusat dulu semuanya," tegas Tuhiyat.