Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
MRT Jakarta Tomang-Medan Satria Tender di 2025, Konstruksi Ditarget Rampung 2031
11 September 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT MRT Jakarta (Perseroda) akan memulai proses tender pembangunan MRT Lintas Timur Barat Fase 1 Tahap 1 tahun 2025 mendatang. Proyek ini ditargetkan bisa rampung pada tahun 2031.
ADVERTISEMENT
Pembangunan MRT Jakarta Lintas Timur Barat dibagi menjadi 2 Fase. Pembangunan yang mulai dicanangkan hari ini, Rabu (11/9), oleh Presiden Jokowi adalah fase 1 yang menghubungkan Tomang hingga Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer.
“Setelah pencanangan hari ini, langkah selanjutnya ialah kita akan segera memulai proses tender yang rencananya akan dilakukan tahun depan (2025) dengan target penyelesaikan proyek konstruksinya pada 2031,” ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat, melalui keterangan resmi, Rabu (11/9).
Proyek MRT Jakarta pertama kali dibangun di fase I Utara-Selatan dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI yang beroperasi pada Maret 2019. Fase I Lebak Bulus-HI ini sudah mengangkut setidaknya 120 juta penumpang. Sekarang, fase 2A Utara-Selatan dari HI ke Jakarta Kota juga lagi dibangun.
ADVERTISEMENT
Tuhiyat menuturkan, pembangunan MRT Lintas Timur Barat Fase 1 Tahap 1 ini merupakan bentuk hadirnya negara dalam menyediakan layanan transportasi massal yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
"Bagi MRT Jakarta, ini merupakan bagian dari pelaksanaan mandat yang telah diberikan untuk membangun dan memperluas jaringan MRT Jakarta sebagai backbone sistem transportasi modern perkotaan di wilayah DKI Jakarta,” tuturnya.
MRT Lintas Timur Barat Fase 1 Tahap 1 membentang sepanjang sekitar 24,5 kilometer menghubungkan Tomang, Kota Administrasi Jakarta Barat dan Medan Satria, Kota Bekasi.
Nantinya, di antara Ujung Menteng dan Medan Satria, di luar jalur utama, akan dibangun penambahan jalur ke arah utara sepanjang sekitar 5,9 kilometer sebagai akses Depo di Rorotan, Kota Administrasi Jakarta Utara. Sehingga, total jalur yang dibangun mencapai 30,4 kilometer.
ADVERTISEMENT
Pada tahap ini juga rencananya akan dibangun 21 stasiun yang terdiri dari delapan stasiun bawah tanah (underground) dan 13 stasiun layang (elevated) serta satu depo di permukaan tanah (at grade). Waktu tempuh yang direncanakan ialah 45 menit per perjalanan dengan target penumpang mencapai 284.900 orang per hari.
Sistem persinyalan yang akan digunakan ialah communication-based train control. Pada tahap ini juga akan disiapkan 23 rangkaian kereta dengan satu rangkaian terdiri dari delapan kereta (car).
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menyatakan pembangunan proyek ini didanai oleh pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui co-financing bersama Asian Development Bank (ADB).
“Kementerian Perhubungan RI sebagai executing agency, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency, dan PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai sub-implementing agency,” ujar Heru.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan pembangunan sepanjang sekitar 800 meter di wilayah Kota Bekasi dibiayai melalui hibah Pemerintah Pusat dan operasionalnya dibebankan kepada Pemprov DKI Jakarta melalui skema public service obligation (PSO).
Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia, Takeda Sachiko, mengungkapkan MRT Jakarta merupakan proyek kerja sama bilateral simbolik yang berfungsi sebagai jembatan antara Indonesia dan Jepang.
"Melalui pemanfaatan Pinjaman Lunak ODA Jepang, dan pengenalan teknologi dan pengetahuan Jepang, MRTJ, bekerja sama dengan JICA dan seluruh pihak yang terlibat di kedua negara, telah berhasil membangun dan mengoperasikan MRT Lintas Utara-Selatan yang berhasil mencuri hati masyarakat Indonesia," jelasnya.
Pada Mei 2024 lalu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangani dokumen Perjanjian Pinjaman Lunak Official Development Assistance (ODA) senilai 140,699 juta Yen atau setara sekitar Rp 14,5 triliun dari total nilai proyek sekitar Rp 45 triliun.
ADVERTISEMENT
Proyek ini mendapatkan dukungan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dan co-financing dari Asian Development Bank (ADB) dengan skema pendanaan replikasi dari MRT Lintas Utara Selatan Fase 1 dan 2A.