Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
OJK Catat Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
6 September 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) melaporkan sektor jasa keuangan masih terjaga stabil, didukung oleh tingkat permodalan yang kuat, dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi geopolitik dan melambatnya perekonomian global.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan kinerja perekonomian global secara umum masih melemah, dengan inflasi yang termoderasi diiringi dengan cooling down pasar tenaga kerja di Amerika Serikat (AS), di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kebijakan dari Bank Sentral AS di 2024.
"Di Eropa, indikator perekonomian belum solid, di tengah inflasi dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Bank Sentral pada September 2024," kata Mahendra dalam konferensi pers hasil rapat RDK OJK Bulanan Agustus 2024, Jumat (6/9).
"Begitu juga di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi melambat, dengan decoupling antara demand, supply yang terus berlanjut," tambahnya.
Di samping itu, tensi geopolitik global terpantau meningkat, sejalan dengan tingginya dinamika politik di Amerika Serikat menjelang pemilihan Presiden pada November mendatang, serta potensi instabilitas di Timur Tengah dan juga Rusia, akibat berlanjutnya perang di kedua kawasan itu.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pelemahan demand secara global juga turut menyebabkan harga komoditas melemah.
"Di tengah perkembangan itu, dan yang didorong terutama oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat ini. Pasar keuangan emerging market mayoritas menguat terutama di pasar obligasi dan nilai tukar," tutur Mahendra.
Di pasar domestik, Mahendra mengatakan, kinerja perekonomian masih cukup positif dan cenderung stabil, dengan tingkat inflasi inti yang masih terjaga dan neraca perdagangan yang tercatat surplus.
"Namun perlu dicermati pemulihan daya beli yang saat ini berlangsung relatif lambat," ujar Mahendra.
Di tengah tingginya ketidakpastian akibat eskalasi tensi geopolitik global, OJK tetap mewaspadai faktor risiko tersebut dan potensi dampak rambatannya terhadap sektor jasa keuangan.
"Agar dapat mengambil langkah antisipatif serta meminta industri untuk memonitor downside risk secara berkala dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan, seperti menyediakan buffer yang memadai, dan pelaksanaan uji ketahanan secara periodik," tutur Mahendra.
ADVERTISEMENT