OJK: Utang Warga RI di PayLater Tembus Rp 29,66 Triliun per Oktober 2024

13 Desember 2024 18:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Paylater. Foto: panuwat phimpha/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Paylater. Foto: panuwat phimpha/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat masyarakat yang menggunakan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau PayLater mencapai Rp 29,66 triliun per Oktober 2024, naik dari posisi September 2024 sebesar Rp 28,05 triliun.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut berasal dari kontribusi BNPL perbankan sebesar Rp 21,25 triliun dan perusahaan pembiayaan atau multifinance sebesar Rp 8,41 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan per Oktober 2024, baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 47,92 persen secara tahunan (yoy), menjadi Rp 21,25 triliun dengan total jumlah rekening 23,27 juta.
Pertumbuhan baki debet kredit BNPL pada Oktober 2024, kata Dian, mengalami kenaikan jika dibandingkan pada September 2024 sebesar 46,42 persen dengan total jumlah rekening 19,82 juta.
"Porsi produk kredit BNPL perbankan sebesar 0,28 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi," katanya saat Konferensi Pers RDKB OJK November 2024, Jumat (13/12).
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman. Foto: Dok. OJK
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya, Agusman, mengungkapkan pembiayaan BNPL oleh multifinance pada Oktober 2024 mengalami pertumbuhan 63,89 persen, cenderung menurun dari September 2024 sebesar 103,40 persen.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Agusman mengatakan NPF Gross BNPL pada Oktober 2024 meningkat dibandingkan September 2024 yang sebesar 2,60 persen.
"Untuk pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh Perusahaan Pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan meningkat sebesar 63,89 persen yoy menjadi Rp 8,41 triliun dengan NPF gross sebesar 2,76 persen," pungkasnya.