Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Paket Ekonomi Jilid XV Diharapkan Ampuh Perbaiki Sistem Logistik RI
21 Maret 2017 19:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah hingga saat ini masih menyiapkan paket kebijakan ekonomi jilid XV. Nantinya, paket tersebut akan fokus untuk membenahi tata niaga dan memperkuat sistem logistik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Deputi Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan Kemenko Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan, pemerintah akan meningkatkan dominasi perusahaan logistik nasional dan memperbaiki sistem logistik di Indonesia.
"Persoalan logistik kita banyak sekali kepentingannya. Logistik kita rusak," ujar Edy di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (21/3).
Menurutnya, selama ini buruknya sistem logistik Indonesia karena belum adanya konektivitas antarinstansi. Hal ini menyebabkan biaya logistik Indonesia menjadi yang termahal di kawasan Asia.
"Belum lagi pelaku logistik kita yang cuma ikut-ikutan, bukan jadi leading tapi jadi agen," katanya.
Lebih lanjut Edy mengatakan, masalah lain dalam logsitik Indonesia yaitu tidak adanya peta transportasi barang. Hal tersebut yang menyebabkan distribusi barang menjadi sulit.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan, ketika pasokan bawang merah melimpah, namun tidak ada peta yang jelas, menyebabkan beberapa daerah justru mengalami kelangkaan.
"Biaya logistik di Indonesia mencapai lebih dari 40 persen dari harga ritel barang, dari 40 persen itu, 70 persennya masalahnya ada di transportasi. Ini yang bikin barang kita mahal dan menyebabkan inflasi, bagaimana mau ekspor kalau ongkos logistik tinggi," jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah melalui Menko Perekonomian Darmin Nasution akan membenahi persoalan logistik.
"Masa untuk angkutan saja lebih dari 57 persen dari freight (kargo) maupun asuransi dinikmati perusahaan asing. Belum lagi jasa logistik lain, kapal, handling, dan sebagainya," pungkasnya.