Pemerintah Ancam Stop Ekspor Kelapa Agar Investor Asing Bangun Pabrik di RI

27 September 2024 16:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelapa Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelapa Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
ADVERTISEMENT
Pemerintah menyatakan kemungkinan untuk menghentikan ekspor kelapa dalam rangka mendukung program hilirisasi. Upaya ini sebagai upaya pemerintah meningkatkan investasi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Leonardo A.A Teguh Sambodo menyebut ancaman tersebut bisa dilakukan agar perusahaan asing yang tadinya mengolah kelapa di luar negeri dapat membangun pabrik di Indonesia.
“Ini tentu kita ingin apabila nanti di setop, perusahaan-perusahaan yang tadinya mengolah kelapa bulat di luar negeri itu bisa datang ke Indonesia. Membangun fasilitasnya di Indonesia,” kata Leonardo dalam Media Briefing Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2024-2025 di Komplek Megaria, Cikini, Jakarta Pusat pada Jumat (27/8).
Leonardo bilang langkah menghentikan ekspor komoditi pernah dilakukan sebelumnya seperti nikel ore. Penghentian ekspor nikel memaksa perusahaan asing untuk menanamkan investasi di Indonesia.
Namun, sebelum melakukan penyetopan ekspor, pemerintah akan menerapkan pungutan berupa bea keluar untuk ekspor kelapa. Uang pungutan ini nantinya akan dipakai untuk peremajaan pohon kelapa untuk meningkatkan produktivitas.
ADVERTISEMENT
Saat ini terdapat 756,98 juta kelapa bulat yang diekspor tanpa dikenai bea. Selain itu, pengenaan bea keluar sebagai cara untuk menertibkan ekspor ilegal.
“Harapannya dalam lima tahun ke depan kita bisa sudah bulat nanti keputusan untuk bisa mengendalikan yang lebih baik,” kata Leonardo lebih lanjut.
Ketua Harian HIPKI Rudy Handiwidjaja bilang kalau beberapa negara seperti Filipina dan China dapat memiliki industri pengolahan kelapa yang eksis karena mereka mendapat pasokan dari Indonesia. Bahkan, saat ini Filipina sudah menerapkan kebijakan mengenai penyetopan ekspor kelapa.
“Memang Filipina itu sudah melarang dari berapa tahun yang lalu, dan juga kita yang hanya masih kita, sehingga negara-negara di luar itu seperti di negara China, itu bisa eksis industrinya karena mereka mendapatkan pasokan bahan baku dari Indonesia. Nah, itu yang kami harapkan dari industri pengelola kelapa yang ada di Indonesia,” kata Rudy.
ADVERTISEMENT