Pemerintah Anggarkan Rp 15 Triliun untuk Cetak Sawah di 2025

30 Oktober 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Kantor Kementerian Perdagangan RI, Rabu (30/10/2024). Foto: Ghifari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Kantor Kementerian Perdagangan RI, Rabu (30/10/2024). Foto: Ghifari/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai swasembada pangan tahun 2028. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu menetapkan alokasi anggaran cetak sawah senilai Rp 15 triliun pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
"Nah ini, cetak sawah 150.000 hektare, tapi ada juga intensifikasi 80.000 hektare. Totalnya Rp 15 triliun. Intensifikasi 80 ribu hektare, cetak sawah atau ekstensifikasi 150 ribu hektare," kata Zulhas di Kantor Kementerian Perdagangan RI, Rabu (30/10).
Total anggaran yang dialokasikan untuk program swasembada pangan mencapai Rp 139,4 triliun pada tahun 2025.
Zulhas menyatakan, anggaran tersebut berasal dari berbagai kementerian dan lembaga terkait. Di antaranya yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Gizi Nasional, BUMN pangan dan lainnya.
"Ternyata anggaran cukup besar di ketahanan pangan itu tahun 2025 itu ada Rp 139,4 triliun totalnya tapi tersebar," kata Zulhas.
Zulhas menjelaskan, alokasi anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan pupuk senilai Rp 44 triliun, dana desa sebesar Rp 16,25 triliun untuk ketahanan pangan. Kemudian, cetak sawah sebesar Rp 15 triliun dan Badan Gizi Nasional Rp 71 triliun.
ADVERTISEMENT
“Output dari semua ini harus terintegrasi dan terarah, sehingga target swasembada pangan dapat direalisasikan dengan baik,” ucap Zulhas.
Dalam kesempatan tersebut, Zulhas menyebut sejumlah komoditas yang berpotensi untuk bisa mencapai swasembada pangan. Di antaranya adalah beras, jagung, tebu, gula, kedelai, coklat, kopi. cabai, dan bawang.
"Kita sekarang tambah lagi coklat karena itu unggulan kita. Kopi, saudara tahu kita sekarang impor coklat banyak. Kopi, coklat, Kemudian cabai, bawang, itu juga kita kembangkan," ujarnya.