Penduduk yang Divaksin Gratis Bertambah Jadi 182 Juta, Ini Kebutuhan Anggarannya

17 Desember 2020 7:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang Petugas Teller PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang menghitung uang kertas di Kantor Cabang Harmoni, Jakarta, Senin (18/5). Foto: Dok. BTN
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Petugas Teller PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang menghitung uang kertas di Kantor Cabang Harmoni, Jakarta, Senin (18/5). Foto: Dok. BTN
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi akhirnya menggratiskan vaksin corona untuk seluruh masyarakat yang menjadi sasaran program vaksinasi. Tak hanya itu, jumlah penduduk yang ditargetkan untuk mendapatkan vaksin gratis juga bertambah dari rencana semula.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Eksekutif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Raden Pardede, menjelaskan jumlah masyarakat yang akan menjadi sasaran vaksinasi adalah sebanyak 182 juta. Jumlah itu, menurutnya merupakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 18 tahun.
“Maka intinya dari sisi jumlahnya itu, kita sudah sampai pada perhitungan bahwa sekitar 182 juta penduduk Indonesia harus di-vaksinasi,” kata Raden Pardede dalam perbincangan dengan media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/12).
Soal tidak divaksinnya penduduk yang berusia di bawah 18 tahun, menurut Raden karena belum ada satu pun produsen di dunia yang punya vaksin corona untuk kelompok usia tersebut. Industri farmasi masih melakukan uji klinis tahap awal, untuk vaksin corona bagi usia 18 tahun ke bawah.
ADVERTISEMENT
Seorang dokter menyuntikkan vaksin corona kepada perawat di UW Health di Madison, Wisconsin, AS, Senin (14/12). Foto: John Maniaci / UW Health / via REUTERS
“Jadi sekarang hitung-hitungannya, berdasarkan herd immunity, dari 270 juta penduduk Indonesia. Kalau diambil yang di atas 18 tahun, itu totalnya 182 juta. Sisanya itu masih berusia di bawah 18 tahun,” imbuhnya.
Sementara terkait melonjaknya anggaran vaksinasi, apalagi setelah seluruhnya digratiskan dan jumlah penerimanya bertambah, dia belum bisa mengungkapkan angkanya. Dalam catatan kumparan, Menteri BUMN yang juga Ketua Pelaksana KPCPEN pernah mengungkapkan perkiraan harga vaksin corona dari Sinovac sekitar Rp 450.000 untuk dua kali suntik.
"Perhitungan awal kami, vaksin ini untuk harganya antara 25 sampai 30 dolar AS (Rp 350 ribu-Rp 450 ribu) per orang. Namun Bio Farma sedang menghitung ulang lagi. Nantinya setiap orang akan divaksin dua kali dalam jeda dua minggu," kata Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (27/8).
ADVERTISEMENT
Jika perkiraan angka ini yang menjadi patokan, maka anggaran yang dibutuhkan untuk vaksinasi 182 juta penduduk adalah sebesar Rp 81,9 triliun. Itu baru untuk pengadaan vaksinnya saja, belum termasuk perlengkapan pelaksanaan vaksinasi lainnya seperti kotak pendingin untuk penyimpanan vaksin, jarum suntik, alkohol swab, dan kebutuhan lainnya.
Kebutuhan anggaran untuk pengadaan vaksin gratisnya saja, mencapai 3,5 kali dari yang sudah dialokasikan Pemerintah di APBN 2021. Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani, kepada kumparan menjelaskan, semula alokasi anggaran untuk pengadaan vaksin corona di 2021 sebesar Rp 18 triliun, untuk program vaksinasi Rp 3,7 triliun, dan pengadaan sarana dan prasarana penunjang sebesar Rp 1,3 triliun. Sehingga totalnya sebesar Rp 23 triliun.