Pengusaha Sukanto Tanoto Rogoh Rp 52 T Beli Produsen Popok Bayi di Hong Kong

15 Desember 2023 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengusaha Sukanto Tanoto. Foto: FB @SukantoTanoto
zoom-in-whitePerbesar
Pengusaha Sukanto Tanoto. Foto: FB @SukantoTanoto
ADVERTISEMENT
Pengusaha Indonesia, Sukanto Tanoto, mengambil alih kepemilikan perusahaan produsen popok bayi, tisu, dan berbagai produk kesehatan berbahan kertas asal Hong Kong, Vinda. Dikutip dari Reuters, Jumat (15/12), tawaran harga yang disampaikan RGE yakni sebesar USD 3,35 miliar atau sekitar Rp 52 triliun.
ADVERTISEMENT
"Penawaran harga itu setara 23,5 dolar Hong Kong per saham atau 13,5 persen di atas harga penutupan pada Kamis (14/12) kemarin," tulis Reuters.
Melalui laman resminya, Essity selaku pemegang saham pengendali Vinda, menyebutkan pembelian perusahaan dilakukan oleh Isola Castle Ltd. Isola Castle merupakan perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki sepenuhnya oleh Asia Pacific Resources International Limited (APRIL).
APRIL yang merupakan perusahaan produsen kertas dan bubur kertas (pulp), merupakan salah satu lini bisnis di bawah Royal Golden Eagle, milik Sukanto Tanoto.
"Isola Castle Ltd mengumumkan akan melakukan penawaran umum pra-syarat kepada pemegang saham Vinda International Holdings Limited (Vinda) untuk mengakuisisi 100 persen sahamnya di Vinda dengan harga per saham HKD 23,50," tulis Essity di laman resmi mereka dikutip Jumat (15/12).
Drypers, merek popok bayi yang diproduksi Vinda. Foto: Dok. Vinda
Essity yang berbasis di Swedia menyebut, kesepakatan transaksi tersebut masih harus mendapat persetujuan dari otoritas pasar modal. Pengambilalihan kepemilikan Vinda dari Essity oleh RGE, diperkirakan akan tuntas pada pertengahan 2024.
ADVERTISEMENT
Perusahaan penyedia data bursa, Dealogic, menyebut transaksi ini merupakan yang terbesar ketiga di antara emiten di bursa saham Hong Kong, sepanjang 2023 ini.
Vinda yang didirikan pada 1985, sudah melantai di bursa saham Hong Kong. Vinda merupakan produsen diaper atau popok bayi, tisu, pembalut wanita, dan produk personal care lainnya. Produk dengan merek Vinda, Tempo, Tork, TENA, Dr. P, Libero, dan Drypers milik Vinda, banyak dipasarkan di China, Taiwan, dan Malaysia.

Tanggapan RGE atas Akuisisi Vinda

RGE yang berkantor pusat di Singapura mengatakan, dua pemegang saham terbesar Vinda, yakni Essity dan pendiri Vinda, Li Chao Wang yang secara keseluruhan memiliki 72,63 persen saham perusahaan, telah bersedia menerima tawaran dari RGE.
ADVERTISEMENT
Untuk mendanai pembelian Vinda, RGE akan menggunakan dana dari internal dan eksternal.
Kunjungan Industri Tanoto Scholars Gathering 2022 di RGE Group, ke salah satu kebun sawit di bawah RGE Group di Pangkalan Kerinci, Riau, Selasa (5/7/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Managing Director RGE, Belinda Tanoto, mengatakan pihaknya tidak memiliki rencana untuk merombak operasional Vinda. Termasuk pemindahan aset tetap atau perubahan besar dalam manajemen, maupun para pekerjanya.
“Visi Vinda adalah menjadi pilihan pertama di Asia untuk produk dan layanan kebersihan berkualitas tinggi,” kata putri Sukanto Tanoto itu.
Sebelumnya, Belinda Tanoto telah mengakuisisi lebih dari 7 persen saham Vinda melalui Beaumont Capital Fund pada bulan Oktober 2023 lalu.
Royal Golden Eagle atau RGE didirikan oleh Sukanto Tanoto pada tahun 1973. Kini bisnis tersebut telah berkembang luas ke berbagai sektor usaha berbasis sumber daya alam. Selain kertas dan bubur kertas, juga memiliki bisnis kelapa sawit dan pengolahannya, rayon, serta energi. Reuters menaksir nilai asetnya lebih dari USD 35 miliar dengan total pekerja mencapai 70 ribu orang.
ADVERTISEMENT