Pengusaha Travel Umrah Usul Pendataan Biometrik Dilakukan di Bandara

4 Januari 2019 18:46 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Calon Jemaah Umroh Saat Menunggu Pengurusan Biometrik di Lantai 1, Pasar Raya Blok M, Jakarta. (Foto: Abdul Latif/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Calon Jemaah Umroh Saat Menunggu Pengurusan Biometrik di Lantai 1, Pasar Raya Blok M, Jakarta. (Foto: Abdul Latif/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengusaha yang tergabung dalam Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (Patuhi) menyarankan pendataan biometrik kelengkapan visa Arab Saudi dilakukan di bandara keberangkatan. Sehingga, tidak menyulitkan para calon jemaah umrah.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Ali Basuki Rochmad, mengatakan saat ini pendataan biometrik calon jemaah umrah dilakukan di kantor cabang perusahaan VFS Tasheel yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kalaupun tetap harus dilakukan (pendataan biometrik), sebelum pengajuan visa. (Lokasi) Bandara tidak membuat jemaah bolak-balik ke sekian kantor imigrasi. Mereka harus suntik yang hanya bisa dilayani di kantor pelayanan kesehatan,” kata Ali kepada kumparan, Jumat (4/1).
Selain itu, Ali menambahkan keberadaan kantor VFS Tasheel yang belum banyak tersebar di Indonesia turut menjadi hambatan bagi calon jemaah umroh. Apalagi sering kali orang-orang dari pelosok kesulitan saat harus melengkapi biometrik di kota-kota besar.
“Indonesia ini dari berbagai pulau. Di Indonesia Timur orang harus ke Makassar (kantor cabang VFS Tasheel). Bayangkan kalau nanti saat haji sekitar 221 ribu orang harus mengatur biometrik di kantor cabang VFS,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, para pengusaha telah menjalin komunikasi dengan pemerintah, baik dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Hanya saja belum Ali mengaku belum ada hasil dari kelanjutannya.
“Sampai saat ini masih belum ada tuh langkah dari pemerintah. Tapi pemerintah setidaknya sudah merespon positif surat kita,” lanjutnya.
Sementara itu tren jemaah umroh di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2016 jumlah jemaah umroh mencapai 600 ribu orang, kemudian pada 2017 naik menjadi 800 ribu orang dan pada 2018 naik lagi menjadi 1,05 juta orang.