Penyaluran Kredit BNI Naik 9,6 Persen Jadi Rp 695,16 Triliun di Kuartal I 2024

29 April 2024 20:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung BNI di Jakarta. Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
Gedung BNI di Jakarta. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 695,16 triliun hingga kuartal I 2024. Nilai tersebut tumbuh 9,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 634,3 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72 persen secara tahunan atau year on year (YoY) dan pertumbuhan pembiayaan anak usaha di bidang multifinance yaitu BNI Finance yang meningkat 370 persen YoY didominasi oleh pembiayaan konsumer.
"Kinerja kredit dari dua perusahaan anak tersebut berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi," ujarnya dalam paparan kinerja BNI kuartal I 2024, Senin (29/4).
Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I 2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2 persen YoY dari sebelumnya sebesar Rp 14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melakukan sesi foto disela pemaparan kinerja BNI Semester I 2022 di Jakarta, Jumat (29/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, mengawali tahun 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp 272,1 triliun atau tumbuh 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp 102,7 triliun atau tumbuh 23 persen dibandingkan kuartal I-2023.
ADVERTISEMENT
Ia merincikan, pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) tumbuh 10,3 persen YoY menjadi Rp 60,1 triliun. Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17 persen YoY menjadi Rp 52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit juga mencapai 10,4 persen YoY menjadi Rp 14,2 triliun.
"Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga," ujar Novita
Novita mengatakan, pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8 persen pada kuartal I 2023 menjadi 2 persen pada kuartal I 2024. "Hal ini diikuti pula dengan credit cost yang juga menurun 40 basis poin YoY menjadi 1,0 persen pada kuartal I 2024," jelasnya.
ADVERTISEMENT