Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Peringati Harkopnas, Teten Masduki: Orang Indonesia Baru 8% yang Berkoperasi
12 Juli 2022 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menilai koperasi di Indonesia harus mulai ditata ulang serta dikembangkan mengikuti perkembangan koperasi dunia. Hal itu dikatakannya saat mengunjungi Kampus Ikopin University sekaligus memperingati Hari Koperasi Nasional yang ke-75.
ADVERTISEMENT
"Saya kira kita sudah 75 tahun berkoperasi dan saatnya kita memikirkan ulang, menata ulang, supaya koperasi bisa tumbuh berkembang mengikuti perkembangan dunia," kata dia pada Selasa (12/7).
Di Indonesia, Teten mengatakan, tantangan yang harus diatasi adalah masih minimnya jumlah warga yang berkoperasi. Dari data yang diperolehnya, baru ada 8 persen warga Indonesia yang berkoperasi.
"Kalau dilihat dari rata-rata orang Indonesia berkoperasi itu baru 8 persen, di dunia 16 persen, nah ini perlu terus kita upayakan bagaimana koperasi ini menjadi pilihan rasional masyarakat ketika ingin berusaha," ucap dia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah warga yang berkoperasi yakni dengan menguatkan ekosistem kelembagaan melalui perbaikan tata kelola, akuntabilitas, hingga pengembangan model bisnis. Dengan begitu, ke depan koperasi tak hanya mengurusi persoalan ekonomi marjinal tapi juga harus sudah masuk pada sektor produksi yang jadi keunggulan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
"Misalnya kemarin kami dengan presiden di pengolahan CPO dan minyak sawit juga sekarang sudah kita serahkan kepada koperasi," ujar dia.
"Nah, di era ini di mana tadi justru koperasi itu menjadi pilihan sekarang, saya sudah lihat trennya, saya tidak khawatir, justru di era ini dengan konsep block chain, justru koperasi akan semakin kuat," lanjut dia.
Di sisi lain, dalam upaya mengembangkan koperasi di Indonesia, Teten menilai peran perguruan tinggi begitu diperlukan. Dia berharap sarjana yang dihasilkan dari perguruan tinggi salah satunya Ikopin dapat menciptakan para pengusaha yang menjadikan koperasi sebagai fondasinya.
Misalnya, sambung Teten, para sarjana dapat menyasar petani kecil atau warung kecil. Bila dikonsolidasi melalui koperasi, mereka dapat mendapatkan keuntungan dan semakin berkembang. Jika sudah begitu, bukan tidak mungkin koperasi dapat bersaing dengan korporasi.
ADVERTISEMENT
"Koperasi harus jadi pilihan rasional masyarakat, jadi orang dengan berkoperasi, dia akan lebih sejahtera, koperasi bisa lebih kompetitif dengan korporasi, kita ingin melahirkan itu, baru orang mau berkoperasi," kata dia.