Pertamina Bidik Lifting Minyak 427.000 Barel per Hari di 2025, Ini Tantangannya

29 Mei 2024 9:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lapangan Krisna, salah satu lapangan minyak yang dikelola Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) di Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto: SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Lapangan Krisna, salah satu lapangan minyak yang dikelola Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) di Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto: SKK Migas
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memproyeksi lifting minyak dan gas bumi (migas) di tahun 2025 tumbuh positif, dengan target lifting minyak sebesar 427 ribu barel per hari (bopd).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim, mengatakan tren lifting migas PHE terus meningkat, yaitu di 2022 sebesar 711 ribu barel minyak ekuivalen per hari (boepd), kemudian target di 2024 sebesar 742 ribu boepd, dan target di 2025 yakni 760 ribu boepd.
Sementara itu, lanjut Chalid, untuk tren pertumbuhan lifting minyak PHE yakni dari 2023 sebesar 415 ribu bopd, naik menjadi 420 ribu bopd pada target 2024, kemudian proyeksi 2025 naik lagi menjadi 427 ribu bopd.
"Target kami di 2025 adalah 427 ribu barel per hari, jadi masih punya tren positif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Chalid saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Selasa (28/5).
Kemudian untuk salur gas PHE, Chalid mengatakan trennya juga cenderung naik yaitu gas yang terjual di 2023 sebanyak 1,8 juta kaki kubik per hari (bcfd), relatif sama dengan target di 2024 sebanyak 1,86 bcfd.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami untuk full year 2024 nanti prognosanya di 1,863 bcf per day, untuk 2025 targetnya di 1,935 bcf per day," jelasnya.
Ilustrasi pengeboran PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Foto: PHE
Chalid menuturkan strategi PHE untuk mencapai target lifting migas tersebut yaitu dengan tetap mempertahankan baseline, yakni menjaga keandalan fasilitas, pekerjaan sumur, dan optimasi dari produksi sumur.
Kemudian strategi peningkatan produksi yakni dengan peningkatan kegiatan pengeboran, workover dan well intervention, serta peningkatan reserve dan resources atau percepatan dari resources menjadi reserves sampai ke produksi.
Meski begitu, Chalid mengakui ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan perusahaan, meliputi pembebasan lahan, perizinan lingkungan, dan peningkatan kapasitas nasional.
"Poin ketiga ini khusus karena terkait dengan turbulent goods, menurut kami ini kadang-kadang agak riskan dengan rencana jangka panjangnya," tutur Chalid.
ADVERTISEMENT