Pesan Susi di Penutupan Our Ocean Conference 2018

30 Oktober 2018 19:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Susi Pudjiastuti berpidato di konferensi Our Ocean Conference 2018, Bali, Selasa (30/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi Pudjiastuti berpidato di konferensi Our Ocean Conference 2018, Bali, Selasa (30/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Konferensi kelautan terbesar di dunia, Our Ocean Conference 2018, resmi ditutup pada Selasa (30/10) sore. Hal ini ditandai dengan diberikannya simbol OOC, yakni miniatur kapal, dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepada Menteri Kelautan Norwegia Herald T Nesvik di Nusa Dua, Bali.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Susi berpesan agar seluruh peserta tetap menjaga kerja sama dan komitmen untuk memberantas tantangan yang dihadapi perairan selama ini. Dia mencontohkan Indonesia yang sudah menerapkannya melalui beberapa upaya, seperti penenggelaman 488 kapal pelaku illegal fishing selama empat tahun terakhir.
"Saya sendiri ingin menggarisbawahi apa yang sudah dilakukan Indonesia selama ini. Kami sudah menenggelamkan sejumlah kapal asing yang melakukan illegal fishing. Hasilnya, biomassa kami meningkat hampir 300 persen dan berhasil melindungi sebanyak 68 persen yellowfin tuna," katanya.
Selain menenggelamkan kapal, Susi mengatakan bahwa penerapan moratorium kapal asing selama setahun terakhir juga memberi dampak yang signifikan terhadap eksploitasi ikan di laut. Tak sampai di situ saja, Susi mengaku gencar melakukan sejumlah kampanye untuk melawan eksploitasi sumber daya laut secara ilegal di berbagai forum internasional.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak henti untuk tetap melakukan kampanye terhadap kejahatan transnasional dalam sektor perikanan, termasuk di OOC dan Fisheries Crime Symposium in UN Ocean Conference. Kami sangat fokus dalam hal keberlanjutan sumber daya laut," paparnya lagi.
Susi juga mengingatkan pemberdayaan pelabuhan perikanan sebagai implementasi dari Port State of Measures Agreement (PSMA) akan kurang efektif kalau semua pihak tidak memberantas transhipment di laut. Sebab, selama ini tindak pelanggaran illegal fishing banyak terjadi akibat transhipment di laut bebas, bukan di pelabuhan perikanan.
"PSMA adalah inisiatif yang sangat bagus, hanya saja kalau diikuti dengan tindakan tegas memberantas transhipment di laut. Karena, IUU Fishing itu biasanya tidak ingin dilihat atau terdeteksi oleh PSMA Port," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Penyerahan replika kapal phinisi dari Menteri Susi dan Menteri Retno ke Menteri Keluatan Norwegia Harald Nesvik di acara Our Ocean Conference 2018, Selasa (30/10/2018). (Foto:  Teuku Muhammad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan replika kapal phinisi dari Menteri Susi dan Menteri Retno ke Menteri Keluatan Norwegia Harald Nesvik di acara Our Ocean Conference 2018, Selasa (30/10/2018). (Foto: Teuku Muhammad/kumparan)
Terakhir, Susi mengajak seluruh peserta untuk tetap menjaga hubungan kerja sama yang baik dan diikuti dengan komitmen tegas untuk melindungi perairan di dunia. Tanpa keduanya, pelanggaran yang banyak dilakukan di laut tidak akan bisa diselesaikan.
"Saya harap, kerjasama akan semakin erat dari konferensi ini, dan kita akan melanjutkan kerja sama dan diskusi untuk memberi hak pada laut di Norwegia," tutup Susi.
Norwegia Jadi Tuan Rumah OOC 2019
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua delegasi negara yang telah hadir dan berkomitmen dalam acara ini. Tahun depan, OOC 2019 akan dilaksanakan di Norwegia. Retno optimistis penyelenggaraan OOC tahun depan akan dipersiapkan dengan sangat baik oleh Norwegia.
ADVERTISEMENT
“13 tahun yang lalu saya adalah ambassador Indonesia untuk Norwegia. Saya tahu persis bagaimana komitmen Norwegia untuk menjaga laut mereka. Saya yakin mereka akan sangat baik menjaga kesempatan ini untuk menjadi tuan rumah OOC tahun depan,” ungkap Retno.
Menteri Kelautan Norwegia Harald T. Nesvik (paling kiri), Menteri KKP Susi Pudjiastuti, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Kanan) di acara penutupan OOC 2018. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kelautan Norwegia Harald T. Nesvik (paling kiri), Menteri KKP Susi Pudjiastuti, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Kanan) di acara penutupan OOC 2018. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Sebagai tanda berakhirnya gelaran OOC 2018 di Bali, pemerintah Indonesia menyerahkan miniatur Kapal Pinishi kepada Menteri Perikanan Norwegia Harald Nesvik. Penyerahan tersebut sekaligus tanda bahwa Norwegia akan menjadi tuan rumah OOC tahun depan.
Retno mengatakan, Pinishi memiliki banyak makna khususnya bagi Indonesia. Kapal tersebut merupakan simbol dari perjalanan maritim Indonesia serta komitmen terhadap isu kelautan. "Dan juga, pinishi merupakan simbol persahabatan Indonesia dengan dunia," ujarnya.