Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Petani Wanita di Area PHE Jambi Merang Ubah Limbah untuk Sirami Hidroponik
29 September 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pertamina Hulu Energi (PHE ) Jambi Merang terus mendorong inovasi sosial bersama masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan peningkatan ekonomi. Di Desa Mendis, Ring 1 wilayah kerja PHE Jambi Merang, dilakukan berbagai progam pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi limbah rumah tangga, kekeringan, serta potensi kebakaran hutan dan lahan.
ADVERTISEMENT
Program unggulan pemberdayaan masyrakat Peri Mentari (Pertanian Terintegrasi Mendis Lestari) dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mendis. Sebuah lahan seluas 500 m² digunakan sebagai pusat kegiatan yang mencakup green house, kandang ternak, serta pengolahan limbah rumah tangga dan kompos.
Menurut Abdul Yusup, Senuor Laboratory PH Jambi Merang, keterbatasan air di Desa Mendis saat musim kemarau menimbulkan tantangan tersendiri. Solusinya adalah pengolahan limbah domestik. "Limbah tersebut diolah dengan sistem Simbah Dorita (Sistem Pengolahan Limbah Domestik Media Pall Ring dan Tankos), yang memanfaatkan Tandan Kosong Sawit dan Pall Ring dari proses produksi," ujarnya.
Sistem ini mengolah limbah tanpa bau, menghasilkan air yang aman untuk irigasi dan kaya akan nutrisi tanaman. "Pengolahan limbah menghasilkan 650.000 liter air per bulan, yang membantu menyirami tanaman tanpa harus mengandalkan sumur selama musim kemarau," katanya.
ADVERTISEMENT
PHE Jambi Merang juga membentuk kelompok tanggap api Ketan Adem di Desa Mendis, yang terdiri atas 30 anggota. Selain pelatihan kebakaran, kelompok ini juga berternak kambing, dengan air seni kambing diolah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk pertanian.
Pertanian di Desa Mendis menghasilkan berbagai tanaman seperti cabai, kangkung, dan kacang panjang, dengan penghasilan per siklus panen mencapai Rp 1,35 juta hingga Rp 2,1 juta. Program ini menghemat biaya pupuk dan air hingga 90 persen.
Di samping itu, limbah organik rumah tangga dimanfaatkan oleh kelompok Arto Makmur untuk pakan ikan, dengan konsep keramba apung di Sungai Lalan. "Budidaya maggot menjadi solusi atas mahalnya pakan ikan serta pengelolaan limbah organik yang berlebih," katanya.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Mendis Sugianto mengapresiasi keberhasilan program ini dalam menjaga ketahanan desa terhadap kekeringan dan kebakaran hutan. Program yang sejalan dengan kebutuhan desa ini juga turut mendukung ketahanan pangan dan roda ekonomi masyarakat.
PHE Jambi Merang melalui program ini berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan SDGs, khususnya dalam bidang ketahanan pangan, air bersih, pekerjaan layak, serta ekosistem darat, dengan penerapan prinsip ESG dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial.