Pj Gubernur Deg-degan Bangun LRT Bali, Khawatir Jadi Proyek Mangkrak dan Rugi?

4 September 2024 16:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 PJ Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PJ Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, mengaku was-was merealisasikan wacana pembangunan proyek LRT Bali Urban Subway sejak tahap investasi hingga tahap pengerjaan. Pengerjaan proyek LRT Bali Urban Subway akhirnya resmi dimulai pada hari ini, Rabu (4/9).
ADVERTISEMENT
"Saya masih deg-degan terus terang, nanti agak sedikit tenang setelah tunnel datang, saya mendapat laporan bulan April (2025) ya," katanya saat memberikan sambutan dalam upacara Ngeruwak di Parkir Sentra Kuta, Bali.
Mahendra Jaya membantah was-was karena khawatir proyek ini bakal mangkrak dan rugi. Presiden Jokowi sebelumnya mengingatkan potensi kerugian membangun moda transportasi seperti MRT, LRT, dan kereta cepat karena membutuhkan biaya operasional besar.
Hal dikhawatirkannya adalah tahapan pengerjaan proyek molor atau akan sesuai jadwal. Menurutnya, sampai saat ini tahap pembangunan masih sesuai jadwal. Yakni, penunjukan investor hingga kontrak pada Agustus 2023, pengerjaan kontruksi awal September 2024 dan pengeboran April 2025.
"Enggak, kalau itu (MRT, LRT dan kereta cepat di Jakarta) kan menggunakan APBN/APBD. Ini kan tidak menggunakan APBN APBD, tidak ada sepeser pun," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kemarin kan kita agenda Agustus penunjukan (investor-kontraktor), September akan Ngeruwak itu sudah jalan semua.April nanti ada 8 tanel yang sudah dipesan 1 tane Rp 1 triliun lebih harganya, kalau itu sudah datang agak tenang," katanya.
Bocoran rute LRT Bali dalam tahap studi kelayakan oleh konsorsium asal Korea Selatan. Foto: Otoritas Kereta Api Nasional Korea Selatan
Apalagi, pembangunan proyek ini menggunakan skema sistem fully private funded atau 100 persen pembiayaan ditanggung oleh swasta, tanpa menggunakan APBD/APBN atau jaminan keuangan negara. Bali menjadi daerah pertama yang menggunakan skema ini untuk membangun proyek nilai yang mencapai triliunan.
"Ini kan proyek besar pertama kali di Indonesia tanpa ada menggunakan dana APBD/APBN. Investasi murni bagaimana kita enggak deg-degan. Ini harus kita kawal bersama agar berjalan sesuai," katanya.
Pemprov menunjuk PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) membangun proyek pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway) untuk mengatasi kemacetan.
ADVERTISEMENT
PT SBDJ telah menetapkan PT Bumi Indah Prima (PT BIP) sebagai investor pembangunan Bali Subway dengan nilai investasi 20 miliar dolar AS. Tahap pembangunan dibagi menjadi empat fase.
Fase pertama proyek ini akan meliputi jalur dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Central Parkir Kuta, dengan perhentian di Seminyak, Berawa, dan Cemagi. Fase kedua akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Jimbaran, Universitas Udayana dan Nusa Dua.
Fase ketiga proyek ini akan menghubungkan Central Parkir Kuta dengan Denpasar, termasuk Sesetan, Renon, dan Sanur. Fase keempat akan menghubungkan Renon dengan Gianyar, mencakup Sukawati dan Ubud.
Fase pertama dan kedua diharapkan selesai tahun 2028 dan beroperasi penuh pada tahun 2031. Jumlah gerbong pada fase I berjumlah 6 unit dengan kapasitas 240 penumpang dengan jarak tempuh dua menit per stasiun.
ADVERTISEMENT
Foto: PJ Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dalam upacara Ngeruwak di Parkir Sentra Kuta, Bali/ Denita br Matondang-Kumparan