Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Populer: 11 Perusahaan Teknologi Dunia PHK Massal; RI Satukan Negara-negara G20
11 November 2022 6:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Berita tentang PHK massal 10 oleh perusahaan teknologi dunia menjadi yang paling banyak dibaca di kumparanBisnis sepanjang Kamis (10/11).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pernyataan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang G20 dapat bubar jika bukan RI yang jadi presidensi tahun ini juga menjadi berita populer lainnya yang ramai dibaca. Berikut rangkumannya:
Selain Meta, 10 Perusahaan Teknologi Dunia Ini juga PHK Massal
Perusahaan teknologi dunia ramai-ramai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tahun ini. Alasannya beragam, mulai dari arus kas terganggu karena bakar duit hingga pendapatan turun. Salah satunya adalah Meta, induk usaha Facebook yang memecat 11.000 orang atau 13 persen dari total seluruh karyawan.
Selain Meta, ada Twitter yang telah melepas 3.700 orang setelah Elon Musk akuisisi saham senilai USD 44 miliar Oktober lalu. Lyft, perusahaan jaringan transportasi Amerika Serikat (AS) PHK 700 karyawan atau 13 persen total pekerjanya. Sementara itu, Stripe, perusahaan pembayaran digital juga PHK 14 persen karyawannya, sejumlah 1.100 karyawan minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Perusahaan teknologi besar lainnya yaitu Netflix juga memberhentikan 150 orang pada bulan Mei, kemudian 300 orang lagi pada Juni. Microsoft, juga pecat 1000 karyawan baru-baru ini.
Kemudian terdapat perusahaan teknologi besar seperti Coinbase, Shopify, Snap yang melepas setidaknya 100 karyawannya. Perusahaan pialang ritel Robinhood memangkas 31 persen stafnya. Chime, perusahaan fintech pecat 12 persen karyawan atau sekitar 160. Terakhir, Tesla melepas 10 persen pekerjanya.
Alasan para bos perusahaan teknologi ini senada, yaitu perampingan dilakukan karena alasan ketidakpastian ekonomi global.
RI Satukan Negara-negara G20
Ketua OJK Mahendra Siregar mengatakan dunia membutuhkan negara dan pemimpin yang bersikap baik di tengah konflik geopolitik, serta memiliki rekam jejak kredibel. Menurutnya, Indonesia punya posisi penting dalam menyatukan negara anggota G20.
ADVERTISEMENT
"Kalau bukan Indonesia yang menjadi presidensi G20 tahun ini, jangan-jangan sudah tidak ada G20 lagi. Karena hanya Indonesia yang bisa mengundang 20 negara dan Uni Eropa, dan semua hadir," ujarnya saat 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11).