Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Populer: Cucu Soeharto Mau Bangun Lapangan Golf; FamilyMart Putus Kontrak Israel
7 Februari 2024 6:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga kabar mengenai induk usaha FamilyMart yang menyetop kontrak bisnis dengan Israel. Berikut rangkumannya.
Cucu Soeharto Mau Bangun Lapangan Golf
Komisaris PT Intra GolfLink Resorts (IGR) yang juga merupakan anak Tommy Soeharto, Darma Mangkuluhur Hutomo menyiapkan dana Rp 1,2 triliun, bakal ekspansi usaha pembangunan lapangan olahraga golf di Sentul.
"IGR menyiapkan dana investasi mencapai Rp 1,2 triliun hingga 2027. Dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membangun lapangan golf baru di Sentul, Bogor," kata Darma yang merupakan cucu Presiden Soeharto di Artotel Suite Mangkuluhur, Selasa (6/2).
Ekspansi ini dilakukan lantaran Darma melihat olahraga golf tengah naik daun di Indonesia. Persatuan Golf Indonesia (PGI) mencatat terjadi peningkatan jumlah orang yang main golf sekitar 40 persen dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
Lebih lanjut, pertumbuhan yang sama terjadi Intra GolfLink Resorts dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Peningkatan jumlah pemain golf di lapangan milik IGR tercermin dari jumlah pengunjung yang datang dan bermain di ketiga lapangan golf milik IGR, yakni Palm Hills Golf Club Bogor, New Kuta Golf Bali, dan Black Rocks Golf Belitung.
ADVERTISEMENT
Total round dari ketiga golf course IGR tersebut tercatat sebanyak 88.331 pegolf di tahun 2020. Sementara akhir 2023, jumlah round IGR melesat menjadi 124.020 pegolf.
Lapangan golf baru yang akan berdiri di atas lahan seluas 70 Hektare (Ha). Lokasinya sekitar 9 kilometer (km) dari Palm Hills Golf Club.
Dengan mengusung konsep 'Golf and Active Lifestyle Ecosystem', IGR juga akan melakukan ekspansi berupa pengembangan kawasan properti terpadu di sekitar area golf, seperti villa dan fasilitas komersial lainnya.
FamilyMart putuskan kontrak bisnis dengan Israel
Di tengah aksi boikot warga Jepang terhadap FamilyMart karena induk usaha mereka berbisnis dengan Israel, Itochu Corp mengakhiri kontraknya dengan perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems Ltd, pada akhir bulan ini.
ADVERTISEMENT
Itochu Corp merupakan induk usaha FamilyMart asal Jepang yang bekerja sama dengan perusahaan Israel, Elbit Systems yang bergerak di sektor pertahanan.
Direktur Keuangan Itochu Tsuyoshi Hachimura mengatakan pemutusan kerja sama strategis ini tak ada kaitan dengan konflik Israel dan Palestina.
Adapun menurutnya perusahaan berencana memutus kerja sama ini setelah International Court of Justice (ICJ) memerintahkan Israel menyetop genosida terhadap warga Palestina.
“Kemitraan ini didasarkan pada permintaan dari kementerian pertahanan Jepang untuk tujuan mengimpor peralatan pertahanan bagi Pasukan Bela Diri yang diperlukan untuk keamanan Jepang, dan sama sekali tidak terkait dengan konflik saat ini antara Israel dan Palestina,” kata Hachimura dikutip dari Reuters, Selasa (6/1).
Sebelumnya, tujuh bulan sebelum pecahnya perang atau pada Maret 2023, Itochu Aviation, Elbit Systems, dan Nippon Aircraft Supply (NAS) menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama strategis.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk bisnis yang terkait dengan Israel, Itochu memiliki investasi kecil di bidang fintech dan bisnis penjualan mobil, namun tidak menghadapi masalah dengan penagihan utang atau masalah lainnya, kata Hachimura.
Itochu melaporkan penurunan laba bersih sebesar 10,3 persen pada bulan April-Desember karena rendahnya harga batu bara dan pulp serta keuntungan yang lebih kecil dari perdagangan energi.
Perusahaan ini membukukan keuntungan sebesar 611,7 miliar yen (USD 4,1 miliar) dalam sembilan bulan hingga 31 Desember dibandingkan dengan 682,2 miliar yen pada tahun sebelumnya.
Perusahaan perdagangan tersebut mempertahankan perkiraan laba setahun penuh hingga akhir Maret sebesar 800 miliar yen, di bawah perkiraan rata-rata 821 miliar yen dalam jajak pendapat terhadap 9 analis yang dikumpulkan oleh LSEG.
ADVERTISEMENT