Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Populer: Pangeran Arab Ancam Biden; Luhut Tak Percaya Prediksi Ekonomi 2023
18 Oktober 2022 6:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak percaya segala prediksi ekonomi di tahun 2023 juga ramai dibaca publik. Berikut rangkumannya.
Isu Minyak Bikin Biden Ngamuk, Pangeran Arab Balik Ancam dan Serukan Jihad
Lantaran menguasai 90 persen pasar minyak global, segala keputusan OPEC + akan berpengaruh signifikan terhadap harga komoditas energi itu. Tak heran jika kesepakatan OPEC+ membuat kesal Presiden AS Joe Biden , mengingat AS tengah menghadapi inflasi tinggi yang salah satunya dipicu kenaikan harga energi.
"Bakal ada beberapa konsekuensi terkait apa yang mereka (Arab Saudi) lakukan dengan Rusia," kata Joe Biden dilansir CNN akhir pekan lalu.
Terlebih, Joe Biden semakin berang karena sebelumnya dia telah mengunjungi Arab Saudi untuk melobi agar tak ada pemangkasan produksi. Tapi ternyata lobi tersebut diabaikan Mohammed bin Salman.
ADVERTISEMENT
"Mari kita luruskan mengapa saya pergi (ke Arab Saudi). Saya tidak membahas minyak, saya pergi karena ingin memastikan bahwa kami tidak akan meninggalkan Timur Tengah," ujarnya.
Menanggapi kemarahan Joe Biden, salah seorang Pangeran Arab yakni Saud Al Shaalan, balik mengancam AS dan sekutu-sekutu Barat. Keponakan Mohammed bin Salman itu bahkan menyerukan jihad terhadap warga Arab Saudi seraya menyinggung mati syahid.
"Tanggapan saya ke Barat, siapa saja yang menantang keberadaan negara dan kerajaan ini, kita semua akan berjihad dan syahid," katanya seperti dikutip dari middleeasteye.net, Senin (17/10).
Di Hadapan Tony Blair, Luhut Tegaskan Tak Percaya Prediksi Ekonomi 2023
Luhut mengatakan bahwa situasi global saat ini penuh ketidakpastian dan terus berfluktuasi. Menurutnya, tidak ada yang bisa memproyeksi keadaan ekonomi dalam waktu lebih dari tiga bulan dari saat ini.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada yang bisa menduga, memproyeksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari tiga bulan saat ini. Jadi, saya tidak percaya, Pak Tony Blair, siapa pun tidak bisa memproyeksi status ekonomi lebih dari tiga bulan ke depan karena situasi yang volatile di Ukraina dan di belahan dunia," ujar Luhut dalam SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).
Menurut dia, saat ini dunia menghadapi guncangan yang luar biasa. Untuk itu, pemerintah Indonesia juga melakukan upaya yang luar biasa dan serius untuk menghadapi hal tersebut.
"Kami menyaksikan berbagai informasi, berbagai sumber, apa pun untuk mengatur strategi dalam rangka menyelesaikan persoalan saat ini," katanya.