Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prabowo Bakal Gandeng Investor China di Proyek Tanggul Laut Pantai Utara Jawa
7 Oktober 2024 18:46 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menggandeng investor China dalam pembangunan proyek tanggul laut raksasa sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura).
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo. Hashim mengaku sudah melakukan pendekatan dengan beberapa perusahaan dari Negeri Tirai Bambu itu.
"Saya sudah ke Beijing 2 kali, Hong Kong 2 kali, dan sebagian berminat. Di China kan properti bisnis lagi jenuh, maka mereka berminat (masuk ke proyek Tanggul Laut)," kata Hashim saat Diskusi Ekonomi Kadin Indonesia, Senin (7/10).
Hashim menyebutkan, gagasan proyek tanggul laut raksasa Prabowo ini akan mengusung skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan 20 persen saham dipegang pemerintah dan 80 persen adalah swasta.
"Silakan pengembang yang berminat. Tapi saya dengar sudah ada pengembang besar yang berminat membiayai proyek besar ini, mungkin ada 10 km di pegang 1, 10 km di pegang yang lain," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adik Prabowo itu menyebutkan, proyek tanggul laut raksasa sebenarnya sudah digagas sejak pemerintahan Orde Baru oleh Bappenas di tahun 1994, namun hingga kini belum kunjung dimulai.
Berdasarkan catatannya, perencanaan proyek tanggul laut raksasa kembali digaungkan 10 tahun lalu dan sudah didiskusikan bersama konsultan asal Belanda. Prabowo berniat melanjutkan gagasan tersebut, dimulai dari perairan Jakarta.
"Prabowo punya ide tanggul laut itu dimulai di Jakarta, tapi nanti juga diteruskan sampai Surabaya, Gresik. Ini untuk melindungi pantai daerah Pulau Jawa karena sudah indikasi bahwa perubahan iklim menyebabkan air laut naik," jelas Hashim.
Pasalnya, kata Hashim, sebanyak 40 persen pesawahan di Indonesia berada di kawasan Pantai Utara Jawa, sehingga jika tenggelam maka ketahanan pangan nasional terancam.
ADVERTISEMENT
"Kalau ini nanti tenggelam, percuma kita bangun program ketahanan pangan di Papua ataupun di Kalimantan kalau hilang lahan sawah di Pulau Jawa, maka tanggul laut raksasa akan dibangun," imbuhnya.
Kendati begitu, dia menegaskan bahwa program tanggul laut raksasa tidak akan rampung di periode pemerintahan Prabowo, bahkan jika Prabowo bisa lanjut 2 periode. Dia memprediksi proyek ini berlangsung 20-30 tahun.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan pertemuan dengan Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) untuk menjajaki peluang kerja sama pembangunan pemecah gelombang (breakwaters) dan berbagai macam struktur tanggul laut (sea dikes).
Pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan rencana kunjungan tim NHRI ke Indonesia dalam waktu dekat. NHRI akan mereview data dan kajian basic design yang sudah tersedia yang disusun oleh tim ahli Korea Selatan, Belanda dan tim Kementerian PUPR.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi ini, Basuki menekankan pentingnya dibuat model fisik sea dikes dengan memanfaatkan laboratorium Sumberdaya Air di Bandung dan laboratorium Pantai di Bali Utara.
“Hal ini merupakan transfer of knowledge dari Tiongkok ke Indonesia. Adapun rencana pembiayaan akan menggunakan skema loan,” kata Basuki dalam keterangan resmi, Rabu (25/9).
Breakwaters tradisional biasanya terbuat dari batu pecah yang dihasilkan dari peledakan gunung, memerlukan waktu lama untuk dibangun dan rentan terhadap kerusakan akibat badai. NHRI mengembangkan inovasi baru berupa breakwaters berbentuk caisson, desain atas menyerupai angka delapan dan bagian bawah elips, yang akan ditanam dalam tanah cukup dalam.
Inovasi ini sudah diterapkan di Provinsi Jiangsu, China, sepanjang 27 km. Inovasi baru ini lebih berat dan tahan terhadap gelombang, memungkinkan waktu konstruksi tiga kali lebih cepat dan penghematan biaya hingga 30 persen. Selain untuk pemecah gelombang, struktur ini juga dapat digunakan untuk revetment sungai dan sedang dikembangkan untuk kincir angin.
ADVERTISEMENT
Perekayasa Ahli Utama Kementerian PUPR Arie Setiadi mengatakan bahwa Pantai Utara Jawa menghadapi ancaman tenggelamnya area pesisir dengan laju penurunan tanah 15-16 cm per tahun dan masalah tanah lunak yang signifikan.
“Saat ini echosounding dilakukan untuk mengumpulkan data bathimetri dan investigasi tanah dalam perancangan sea dikes sepanjang 22 km dari Bekasi ke Tangerang. Proyek ini dirancang secara terintegrasi dengan tanggul laut yang berfungsi ganda sebagai jalan raya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, dan sebagai bendungan estuari untuk menjadi tampungan air tawar," jelasnya.
Namun demikian, kata Arie, perlu perbaikan sanitasi masyarakat terlebih dahulu, karena ada 13 sungai yang bermuara di area tersebut, agar tanggul tidak menjadi septic tank.